ESQ Training bertujuan memandu Pengembaraan Suara Hati Anda untuk mengajak anda menelusuri keindahan Lubuk Hati (Inner Journey).
Dalam pengembaraan tersebut anda akan dibawa menemui diri dalam diri, diri dalam jasmani, jasmani dalam rohani dan rohani dalam Rabbani. Bila anda kenal siapa diri anda maka, anda akan kenal siapa pencipta-NYA.
Setiap bahagian akan diberi contoh pengalaman sebenar dan teori-teori Ilmiah, Sains, Matematik, pendapat pakar dan ayat-ayat Al-Quran dan Hadis sebagai dasar atau asas kepada bukti hujah.
Perkara yang paling penting ialah sesuatu yang lahir dari Hati Anda sendiri (Kesedaran Fitrah Ciptaan Allah) kerana itulah sumber sejati (akan terus terlatih di dalam ESQ WAY 165 ini).
Training ini mungkin bukan suatu yang terbaik diabad ini tetapi saat ini ianya adalah merupakan satu pilihan sahaja. ESQ adalah kunci kehidupan yang nyata benar-benar bahagia dan 165 adalah passwordnya sehingga berupaya membuka pintu suara-suara hati lantas memperlihat nikmat sebenar NILAI dan MAKNA kehidupan bahagia seorang Insan Kamil Hamba Allah dunia dan akhirat.
Tuesday, November 24, 2009
Wednesday, October 21, 2009
Sunday, September 27, 2009
HATI BERSAKSI
15 juta tahun yang lalu
alam belum tumbuh
sinar detak waktu sifar
Bersaksi aku kewujudan alam sebelum alam
di atas garis teori para astronomi
dikatakan gila dan ada yang dipenjara
di hadapan para ahli gereja
Bersaksi aku kejadian
letusan besar cakerawala
awal alam sebelum alam terbentuk
ribuan billion galaksi l
angit yang tujuh, bumi, bulan
bertasbih, bertawaf menggitari
tunduk patuh terhadap
Maha Pencipta Maha Mengusai
Mawar merah indah
mengelopak di langit luas
mengopak satu persatu
suara hatipun meyaksi
kebenaran-Mu Yang Maha nyata
Risalah 1400 tahun yang lalu
dijunjung Rasulullah
Nabi turut dituduh karut
namun saat ini hasil Maha Kreasi
tergambar di langit dan di bumi
masih ada hati tidak bersaksi
kebenaran-Mu yang Maha Benar
Kelana akira4 Ramdhan 1403Taman Puteri
BACA
Bagaimana Archimedes membaca
isipadu mahkota emas penuh lingkaran ukiran
Bagaimana Albert Einstein membaca
hubungan jisim dan tenaga
tercetus teori hukum keseimbangan alam
Bagaimana Pablo Picasso membaca
alam dan manusia dengan catan
sehingga terhasil dua puluh ribu karya
Bagaimana Thomas Alva Edison membaca
arus elektro static justeru
menghasilkan bola pijar bersinar
Bagaimana Corpenicus, Galileo, Yohannes Kepler,
Newton Isaac, Harlow Shapley, Hubble,
George gamor,Arno Panziaz dan Robert Wilson
membaca ciptaan alam 1500 tahun lampau
Bagaimana Rasullulah membaca
1400 tahun lalu setiap saat menjelang Ramadan
lantas diturunkan Al-Quran 22 tahun 2 bulan 22 hari
kalamullah terisi 77,493 ayat dengan 114 surahdiamanah
buat hamba Allah yang ummi ini Kita,
bagaimana kita membacadiri dalam diri,
diri dalam jasmani,jasmani dalam rohani,
rohani dalam robbani
di sebalik kejadian tersembunyi seni Maha Kreasi
harus tembus dibaca suara hati mandiri.
Kelana akira
3 Ramadhan 1403
Taman Puteri, Kuching
isipadu mahkota emas penuh lingkaran ukiran
Bagaimana Albert Einstein membaca
hubungan jisim dan tenaga
tercetus teori hukum keseimbangan alam
Bagaimana Pablo Picasso membaca
alam dan manusia dengan catan
sehingga terhasil dua puluh ribu karya
Bagaimana Thomas Alva Edison membaca
arus elektro static justeru
menghasilkan bola pijar bersinar
Bagaimana Corpenicus, Galileo, Yohannes Kepler,
Newton Isaac, Harlow Shapley, Hubble,
George gamor,Arno Panziaz dan Robert Wilson
membaca ciptaan alam 1500 tahun lampau
Bagaimana Rasullulah membaca
1400 tahun lalu setiap saat menjelang Ramadan
lantas diturunkan Al-Quran 22 tahun 2 bulan 22 hari
kalamullah terisi 77,493 ayat dengan 114 surahdiamanah
buat hamba Allah yang ummi ini Kita,
bagaimana kita membacadiri dalam diri,
diri dalam jasmani,jasmani dalam rohani,
rohani dalam robbani
di sebalik kejadian tersembunyi seni Maha Kreasi
harus tembus dibaca suara hati mandiri.
Kelana akira
3 Ramadhan 1403
Taman Puteri, Kuching
Monday, August 31, 2009
ESQ165 RAMADHAN. KUCHING. SARAWAK
Hanya sekadar satu perkongsian setelah training ESQ minggu yang lalu, pengalaman yang luar biasa , indah, seru dan InsyaAllah takkan lupa :)
Tapi kerana masih sukar mengungkapkanya dengan kata-kata,
Selanjutnya, cuba kita semak kembAli tulisan seorang Alumni ESQ ini, setidaknya dapat mewakili perasaan saya dan seluruh peserta ESQ yang lainnya. :
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Dan bulan apabila ia mengelilingi
Dan siang apabila ia menerangi
Dan malam apabila ia menutupi
Dan langit beserta segala binaannya
Dan bumi beserta segala yang di permukaannya
Dan jiwa beserta penyempurnaannya.
Allah mengilhami sukma kebaikan dan keburukan
Beruntunglah mereka yang mensucikannya
Dan merugilah mereka yang mengotorinya
Pada pagi itu,sehari sebelum Ramadhan tiba dan pagi tersebut tercurah air mata tumpah dari seratus lebih pasang mata. Setelah 25 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, dan bahkan 60 tahun, jasad ini baru menyedari betapa selama ini dirinya belum 'mengenal' siapa diri dan siapa yang selama ini yang disembah. Dalam setiap solat, ramai yang mengaku bahawa "Allah Maha Besar". Namun Ka'abah yang bersemayam di dalam hatinya masih penuh dengan berhala-berhala dunia yang mereka 'besar'-kan: keangkuhan, keakuan, kesombongan, kepandaian, kecantikan, kekayaan, pangkat, anak, ... Sungguh mereka akan ngeri jika dapat melihat 'wujud' non-fizik dari berhala yang mereka pelihara sekian lama bertakhta di dada. Sungguh menyeramkan. Selama ini pengakuan tersebut adalah pengakuan yang bohong!
Bagaimana jika sehari sebelumnya mereka sudah dimasukkan ke liang lahad? Dikubur bersama berhala-berhala yang selama hidup disembahnya dengan penuh perhatian, curahan waktu, perjuangan yang keras? Bukankah belum dikatakan beriman jika dalam hati mereka masih ada setitik kesombongan? Air mata pun tumpah dalam ketakutan akan dipanggil-Nya sementara Ka'abahnya masih dihuni oleh berbagai berhala di dada.
Kedua mataku ada di antara pasangan mata itu. Dan mata hatiku ada di antara hati-hati yang diperlihatkan segala perbuatan yang selama ini telah dikerjakan oleh kedua tangan dan kaki ini. Kesombongan fikiran, kerendahan nafsu pandangan, kemalasan dan kekosongan selama menghadap-Nya, kelalaian, satu persatu diputar dalam layar ingatan.
Tangan dan tubuhku bergetar dengan dada ku bergoncang. Mulutku terbuka kuat seolah ada tangan yang besar sedang menelusuri masuk dan mencari sampah sarap dalam dadaku yang terangkat. Kulihat bumi yang kupijak, udara yang kuhirup, air yang membasuh tubuhku, semua memuji Sang Pencipta dengan nama-nama-Nya yang mulia: Yaa Wakiil (Maha Pemegang Amanah), Yaa Hayyu (Maha Hidup), Yaa Muhyii (Maha Menghidupkan). Sungguh, kulihat kekuasaanNya selalu menutupiku. Betapa sukarnya aku lari dari Nya. Namun apa yang selama ini aku perbuat tepat di depan MataNya? Allaaaaaaaaaaaaaahh.. aku malu pada-Mu... Allaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah... Aku tersungkur serendah-rendahnya.
***
Copernicus digantung kerana melawan pendapat gereja waktu itu. Begitu juga Galileo yang menyokong pendapat teori Revolusi Corpenicus itu. Dia sampaikan bahawa bumi yang dipijak manusia bukanlah pusat alam semesta. Bumi berputar mengelilingi matahari.
Sementara itu, 1400 tahun sebelumnya, seorang yang ummi dari padang pasir menyampaikan kepada kaumnya tentang putaran-putaran dan garis edar bumi, tentang bersatunya bumi dan langit yang kemudian dipisahkan, tentang sebuah ledakan hebat yang menampilkan pemandangan indah seperti mawar merah.
Apa yang dikatakan orang-orang kepadanya waktu itu? "Sungguh, kau bodoh, kau pembohong!" Jika aku hidup di zamannya, dengan berhala yang masih bersemayam dalam ka'abahku, mungkin aku termasuk orang-orang yang memperkatakan begitu kepadanya. Bersyukur aku hidup sekarang, tatkala semua yang disampaikan sudah dibuktikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan Sains da Matematik dan sebagainya. Aku tidak mengatakannya. Namun, di mana aku tempatkan kitab yang berisi kebenaran itu di hatiku? Hatiku penuh berhala-berhala dunia. Hatiku diisi dengan rasa diri sudah benar, dan kadang merasa paling benar. Bukankah ini sama saja diperkatakan, "itu semua bohong"?
***
Sungguh, semua yang ada di langit dan di bumi bersujud, bertawaf dan bertasbih kepada-Nya dalam keadaan suka rela atau terpaksa. Manusia berjalan di atas bumi mengelilingi ka'abah. Bulan berputar bertawaf mengelilingi bumi. Bumi berputar bertawaf mengelilingi matahari. Matahari berputar bertawaf mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti. Galaksi juga berputar bertawaf mengelilingi pusat jutaan galaksi. Dalam atom-atom yang membentuk kulit, tulang, mata, rambut manusia, semua elektron berputar bertawaf mengelilingi inti atom. Semua berputar dalam orbitnya. Semua bertawaf dan bertasbih: Yaa Muhaimin (Maha Memelihara), Yaa Qohhaar (Maha Perkasa), Yaa Baari' (Maha Menata), Yaa Qoobidh (Maha Pengendali), Yaa Waasi' (Maha Luas), Yaa Kabiir (Maha Besar), ...
Namun apa yang dilihat oleh kedua mataku? Hanya benda-benda astronomi yang ukurannya (luar biasa besarnya)? Hanya atom, elektron, neuron, dan nama-nama keren fizik? Hanya ukuran-ukuran super duper mega seperti jarak trilliun tahun cahaya? Dan tak pernah mata hatiku melihat semua itu bertasbih kepada-Nya seperti yang ditulis dalam kitab? Tak pernah hati ini tergetar melihat jumlah dan ukuran yang tak terbayang itu, dan tak pernah bola mata ini menitikkan kekaguman kepada Penciptanya? Diriku yang seukuran DEBU pun tak akan nampak jika dilihat dari hujung lain bumi, apa lagi dari hujung galaksi, mengapa selalu merasa urusannya melebihi alam semesta? Merasa paling benar dengan egonya? Sungguh diri ini tak mengenal siapa dirinya. Bagaimana dia boleh menjadi pemimpin manusia jika tentang dirinya sahaja dia dah tak tahu menahu? Atau bagaimana dia boleh dengan sombongnya merasa fikirannya benar dan harus diikuti orang lain sementara pengetahuan tentang dirinya sendiri tidak benar?
***
Betapa diriku belum mengenal diri sendiri. Seperti orang gila yang tidak mengerti apa yang diucapkan. Sebuah bicara ucap yang sangat agung dan paling istimewa diucapkan dengan lalai setiap hari:
Di suatu malam yang mulia, seorang utusan menghadap Tuannya. Diucapkannya salam dengan penuh rindu dan cinta: "Segala keselamatan, berkat, kebahagiaan, dan kebaikan hanyalah bagi Mu."
Tuan yang juga penuh rindu dan cinta menjawab salam kekasihnya, "Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu, wahai kekasihKu, berserta rahmat dan berkatNya."
Sang utusan yang berhati mulia, meski berjarak berjuta-juta tahun tahun cahaya, tak pernah melupakan umatnya yang masih terlelap di bumi, "Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada hamba-hamba-Mu yang soleh."
Para makhluk cahaya yang menyaksikan pertemuan itu terharu melihat kemurahan Sang Tuan dan kemuliaan Utusan-Nya. Mereka pun serentak mengucapkan, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya."
Kemudian manusia di bumi mengucapkan salawat kepada Utusan tersebut.
Namun, apa yang terlintas dalam hati dan fikiranku kala setiap hari ku ucapkan pertemuan agung itu? Bukankah aku tiada bezanya dengan orang-orang yang sakit jiwanya, tidak mengerti apa yang mereka ucapkan? Bagaimana bagi diriku yang sakit ini dapat merasa begitu benar dan urusannya melebihi luasnya alam semesta?
Yaa Rahman, Yaa Rahiim... sungguh Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan izin dan hidayah dari-Mu, diri ini telah dapat mengenal diri-Nya.
Dan pada tanggal 23 ogos 2009 Fourpoint Hotel Kuching, air mata terakhir dari seratus lebih pasang mata itu tumpah mencurah-curah, dalam sebuah sujud syukur. Engkau pun berkata, "HambaKu telah kembali memanggilKu."
Menelusuri pengalaman rasa bersama Ismail Fahmi
Tuesday, June 2, 2009
SINOGRAFI TEATER
Rekabentuk, rekacipta, rekaan artistik, latarhias, tatahias, tatacahaya, seni rupa, kostum; banyak lagi penamaan dan terminologi muncul dalam arena seni persembahan untuk menerangkan rekaan visual yang dapat dilihat dalam produksi seni persembahan seperti teater, tari, muzikal dan muzik. Di antara terminologi yang ada, sinografi adalah merupakan terminologi yang tepat untuk digunakan sebagai mewakili keseluruhan bentuk seni visual yang dapat dilihat dalam sesebuah produksi ini iaitu rekaan pentas dan kostum, pencahayaan, susunatur ruang lakon, penggunaan ruang untuk aktor termasuklah persekitaran rekabentuk dalaman sesebuah panggung: apa saja kesan visual yang dapat dilihat di dalam panggung tersebut.
Kepentingan sinografi boleh dianggap sama setara dengan teks: bila dialog mencipta seni percakapan dan tingkahlaku di pentas, sinografi mencipta seni visualnya. Sinografi mengingatkan bahawa perkataan yang lahir dari sesebuah teks tidah cukup untuk menghuraikan dengan sempurna makan sesebuah persembahan.
Terminologi ini sudah digunakan di Benua Eropah dan Amerika sejak tahun 1800 lagi. Sejak kewujudan teater di zaman Greek dan seterusnya, ke zaman Renaisance pakar sinografi telah berlumba-lumba merekacipta visual untuk memantapkan sesebuah pementasan teater. Konsep sinografi secara keseluruhannya belum pernah diaplikasikan kepada dunia seni persembahan di Malaysia, justeru itu projek ini ingin mengorak langkah sebagai projek perintis memperkenalkan sinografi sebagai satu elemen yang penting dalam penerbitan sesebuah persembahan.
Projek ini akan menekankan disiplin sinografi seperti kajian terhadap ruang, naskah (skrip), dramaturgi, warna dan komposisi, pengarahan, aktor serta khalayak (audien) dengan menggunakan teknik dari naskah ke ruang. Projek ini ingin menguji sejauhmana berkesannya sinografi dalam sesebuah pementasan teater, adakah elemen-elemen sinografi ini boleh membantu penerbitan sesebuah produksi teater di negara ini.
Kepentingan sinografi boleh dianggap sama setara dengan teks: bila dialog mencipta seni percakapan dan tingkahlaku di pentas, sinografi mencipta seni visualnya. Sinografi mengingatkan bahawa perkataan yang lahir dari sesebuah teks tidah cukup untuk menghuraikan dengan sempurna makan sesebuah persembahan.
Terminologi ini sudah digunakan di Benua Eropah dan Amerika sejak tahun 1800 lagi. Sejak kewujudan teater di zaman Greek dan seterusnya, ke zaman Renaisance pakar sinografi telah berlumba-lumba merekacipta visual untuk memantapkan sesebuah pementasan teater. Konsep sinografi secara keseluruhannya belum pernah diaplikasikan kepada dunia seni persembahan di Malaysia, justeru itu projek ini ingin mengorak langkah sebagai projek perintis memperkenalkan sinografi sebagai satu elemen yang penting dalam penerbitan sesebuah persembahan.
Projek ini akan menekankan disiplin sinografi seperti kajian terhadap ruang, naskah (skrip), dramaturgi, warna dan komposisi, pengarahan, aktor serta khalayak (audien) dengan menggunakan teknik dari naskah ke ruang. Projek ini ingin menguji sejauhmana berkesannya sinografi dalam sesebuah pementasan teater, adakah elemen-elemen sinografi ini boleh membantu penerbitan sesebuah produksi teater di negara ini.
Monday, February 23, 2009
DIBERIKAN-NYA
Diberikan panas untuk merasa
nikmatnya sejuk
Diberikan gelap untuk merasakan
nikmatnya terang
Diberikan sakit untuk merasakan
nikmatnya sihat
Diberikan lapar untuk merasakan
nikmatnya kenyang
Diberikan siang untuk merasakan
nikmatnya malam
Diberikan kepahitan untuk merasakan nikmatnya kemanisan
Diberikan susah untuk merasakan
nikmatnya senang
Diberikan kesengsaraan untuk merasakan nikmatnya kebahagian
Diberikan mengantuk untuk merasakan nikmatnya tidur
Diberikan rindu untuk merasakan
nikmatnya cinta
Diberikan perpisahan untuk merasakan nikmatnya pertemuan
BERSYUKURLAH
KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
Surah Al-Baqarah ayat 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amatburuk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui
KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
Surah Al-Baqarah ayat 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya
RASA FRUSTASI?
Surah Al-Imran ayat 139
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?
Surah Al-Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlahkesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?
Surah Al-Baqarah ayat 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dansesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagiorang-orang yang khusyu'
APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?
Surah At-Taubah ayat 111
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diridan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka
KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
Surah At-Taubah ayat 129
Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanyakepada-Nya aku bertawakal
AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!
Surah Yusuf ayat 87
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnyatiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
HORMAT
Surah An-Nisaa' ayat 86
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslahpenghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yangserupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu
Tuesday, February 10, 2009
WADAH PERJUANGAN HPA
KELEBIHAN MLM HPA
Adakah MLM HPA memenuhi prinsip yang dietapkam dalam hukum Shariah
oleh: PJM Cikgu Murad
Berdasarkan pengalaman saya selama hampir 13 tahun sebagai usahahawan MLM HPA, saya mendapati bahawa HPA merupakan sebauah syarikat yang benar-benar berusaha untuk memenuhi prinsip hukum syariah dalam perniagaan MLM. Banyak fakta yang dapat dikemukakan di sini untuk diteliti oleh semua pihak:
1. PENGURUSAN
HPA mewujudkan sistem pengurusan yang berprinsipkan bahawa; ”pekerja yang bertaqwa, Majikannya adalah Allah s.w.t”. ini bermaksud bahawa setiap pekerja harus menjalankan tanggungjawab dengan jujur dan amanah serta menganggap bahawa setiap tugas yang dilakukan adalah kerana Allah semata-mata. Pekerja yang rajin dan jujur serta mematuhi perintah Allah akan diutamakan untuk kenaikan pangkat dan insentif.
2. BAHAN MENTAH
HPA memastikan agar bahan mentah diperolehi daripada sumber yang bersih lagi halal. Herba-herba yang ditanam di ladang HPA bebas daripada bahan kimia. Penternakan ayam, lembu dan kambing dijalankan secara organik dengan tidak menggunakan suntikan hormon tumbesaran, dan makanan yang bersih dan tidak bercampur bahan antibiotik. Dalam industri pembuatan minuman, HPA menggunakan bahan pemanis herba.
3. PRODUK
produk yang dihasillkan dipastikan mengikut kualiti dan standard yang ditetapkan oleh pihak berkuasa iaitu di bawah kawalan Kementerian Kesihatan Malaysia, memenuhi spesifikasi SIRIM dan mendapat sijil halal JAKIM.
Produk herba menggunakan tumbuh-tumbuhan herba yang terbukti selamat dan mujarab baik dari segi penjagaan kesihatan maupun untuk tujuan perawatan penyakit. HPA sentiasa mengadakan kursus pengetahuan produk secara berterusan bagi melahirkan usahawan herbalis yang berilmu.
Ahli –ahli didorong untuk menggunakan produk terlebih dahulu sebelum mengesyorkannya kepada pelanggannya.
4. HARGA PRODUK
harga setiap produk HPA terbukti murah dan berpatutan. HPA tidak mengamalkan dasar penindasan harga malah sebarang penetapan harga dibincangkan terlebih dahulu dengan ahli-ahlinya supaya dapat diterima oleh semua pihak. Malah harga produk HPA di pasaran lebih murah jika dibandingkan dengan sesetengah produk single level di pasaran.
Sebagai contoh seunit ubat gigi HPA Cuma berharga 5.00 berbanding ubat gigi colgate pada berat yang sama. Begitu juga sebotol minyak herba But-But Cuma berharga 10.00 sahaja manakala sebotol air mineral Cuma 1.20 sahaja, semua produk tersebut pula diberikan NM tertentu bagi setiap unit barangan.
5. PLAN PEMSARAN
sistem plan pemasaran HPA berteraskan prinsip Ihsan iaitu bebas dari penindasan, perangkap dan penipuan. Setiap insentif berserta syaratnya dibentangkan secara telus dan jelas. Pengiraan bonus bulanan dilakukan secara sistematik dan jelas. Setiap ahli menerima penyata bonus setiap bulan dan sekiranya berlaku sebarang keraguan mereka boleh memohon semakan semula dengan bahagian MIS.
Syarat maintain bulanan adalah rendah iaitu 100 NM sahaja dan tiada syarat jualan kumpulan dikenakan untuk melayakkan ahli menerima bonus jualan kumpulan seperti yang dikenakan oleh banyak syarikat MLM lain. Pembayaran bonus dibuat berdasarkan pencapaian jualan setiap individu dan kumpulannya tanpa sebarang syarat tambahan.
Dalam HPA adalah menjadi kebiasaan apabila bonus yang diperolehi oleh seseorang ahli melebihi daripada bonus up-linenya. Ini kerana sistem pemberian bonus dikira berdasarkan kadar usaha bukan semata-mata atas jualan kumpulan sahaja.
6. TANGGUNGJAWAB LEADER atau KEPIMPINAN
bagi memastikan leader-leader HPA benar-benar menjalankan peranan dan tanggungjawabnya membantu jaringan masing-masing HPA mewujudkan barisan pemimpin yang digelar Pengarah Jati Setia (PJS). Mereka dipilih dari kalangan pemimpin yang benar-benar aktif, setia dan sanggup memberikan khidmat kepada semua ahli-ahli HPA yang memerlukan bantuan dan tunjuk ajar dalam perniagaan MLM. Malah mana-mana PJS yang didapati mengabaikan tanggungjawabnya boleh digugurkan dan hilang kelayakan menerima bonus dan insentif PJS.
7. SISTEM (TOP-UP)
HPA tidak mengamalkan sama sekali apa yang dikatakan top-up sales seperti yang banyak dilakukan oleh syarikat MLM lain. Top-up sales adalah syarat belian tambahan yang perlu dilakukan oleh seseorang ahli MLM untuk melayakkan ia menerima bonus pada bulan berkenaan sekiranya ia tidak berjaya memenuhi syarat jualan kumpulan yang tertentu. Pada tarikh tertentu kebiasaannya diantara 11 -13 hb pada setiap bulan ahli-ahli akan dimaklumkan oleh pihak ibu pejabat sama ada jualan mereka pada bulan tersebut melepasi syarat kelayakan atau tidak. Sekiranya tidak layak, mereka perlu membuat belian tambahan pada hari itu juga berdasarkan jumlah yang ditetapkan.
Ini satu bentuk penindasan dan penganiayaan oleh pihak syarikat terhadap ahli-ahlinya. Akibat daripadanya menyebabkan ramai ahli yang terpaksa mengeluarkan duit simpanan sendiri atau terpaksa berhutang atau bergolok gadai untuk mencukupkan syarat jualan yang dikenakan. Semakin tinggi pangkat seseorang ahli semakin tinggi tekanan yang dikenakan. Ramai ahli MLM yang dikesan mengalami kerugian yang besar dan ada yang bankrup sama sekali.
8. TABUNG KERETA
HPA tidak melaksanakan skim tabung kereta kerana ia juga merupakan satu bentuk penipuan dan penganiayaan terhadap ahli-ahlinya. Melalui skim ini pengedar dijanjikan kereta mewah sekiranya dapat mencapai pangkat dan syarat jualan tertentu. Ini merupakan satu helah yang tersembunyi untuk memerangkap ahli-ahlinya untuk terpaksa meneruskan bisnes walaupun mengalami kerugian yang banyak dan berterusan. Ahli-ahli dikenakan syarat jualan bulanan yang sangat tinggi untuk melayakkan bayaran bulanan kereta dibayar oleh pihak syarikat. Sekiranya tidak mereka terpaksa membayar ansuran bulanan itu sendiri.
Ini memberikan tekanan yang hebat kepada ahli MLM tersebut sehingga berlaku krisis ekonomi dan rumah tangga. Semuanya dilakukan oleh syarikat MLM tersebut secara halus untuk mengaut keuntungan yang besar.
9. TABUNG PERLINDUNGAN TAKAFUL
bagi melidungi ahli-ahlinya daripada risiko ditimpa kemalangan, kecederaan atau kematian, HPA mewujudkan skim perlindungan Insuran berkelompok. Ahli-ahlinya tidak perlu membayar premium bulanan sebaliknya cukup dengan memenuhi syarat 200 NM setiap bulan. Lain –lain syarikat MLM biasanya tidak menyediakan insentif ini. Jika ada pun hanya di kalangan leader atasan sahaja.
Kesimpulannya berdasarkan fakta di atas dapat dikatakan bahawa HPA adalah satu-satunya syarikat MLM di Malaysia yang berusaha melaksanakan sistem MLM berpandukan prinsip Shariah. Hasil daripada perjuangan syarikat untuk mengeluar dan memasarkan produk halal melalui sistem MLM yang adil, syarikat HPA kini telah muncul sebagai syarikat MLM yang cemerlang dan melahirkan ramai usahawan yang berjaya. Ramai leader dari syarikat MLM lain yang telah berhijrah ke MLM HPA selepas tertarik dengan sistem dan kaedah shariah yang diguna pakai oleh syarikat HPA. HPA kini juga telah berjaya mengukuhkan kedudukan sebagai syarikat MLM shariah di bumi Indonesia.
Dicatat oleh guar to kajang HPA di 1/28/2009 10:28:00 AM
Adakah MLM HPA memenuhi prinsip yang dietapkam dalam hukum Shariah
oleh: PJM Cikgu Murad
Berdasarkan pengalaman saya selama hampir 13 tahun sebagai usahahawan MLM HPA, saya mendapati bahawa HPA merupakan sebauah syarikat yang benar-benar berusaha untuk memenuhi prinsip hukum syariah dalam perniagaan MLM. Banyak fakta yang dapat dikemukakan di sini untuk diteliti oleh semua pihak:
1. PENGURUSAN
HPA mewujudkan sistem pengurusan yang berprinsipkan bahawa; ”pekerja yang bertaqwa, Majikannya adalah Allah s.w.t”. ini bermaksud bahawa setiap pekerja harus menjalankan tanggungjawab dengan jujur dan amanah serta menganggap bahawa setiap tugas yang dilakukan adalah kerana Allah semata-mata. Pekerja yang rajin dan jujur serta mematuhi perintah Allah akan diutamakan untuk kenaikan pangkat dan insentif.
2. BAHAN MENTAH
HPA memastikan agar bahan mentah diperolehi daripada sumber yang bersih lagi halal. Herba-herba yang ditanam di ladang HPA bebas daripada bahan kimia. Penternakan ayam, lembu dan kambing dijalankan secara organik dengan tidak menggunakan suntikan hormon tumbesaran, dan makanan yang bersih dan tidak bercampur bahan antibiotik. Dalam industri pembuatan minuman, HPA menggunakan bahan pemanis herba.
3. PRODUK
produk yang dihasillkan dipastikan mengikut kualiti dan standard yang ditetapkan oleh pihak berkuasa iaitu di bawah kawalan Kementerian Kesihatan Malaysia, memenuhi spesifikasi SIRIM dan mendapat sijil halal JAKIM.
Produk herba menggunakan tumbuh-tumbuhan herba yang terbukti selamat dan mujarab baik dari segi penjagaan kesihatan maupun untuk tujuan perawatan penyakit. HPA sentiasa mengadakan kursus pengetahuan produk secara berterusan bagi melahirkan usahawan herbalis yang berilmu.
Ahli –ahli didorong untuk menggunakan produk terlebih dahulu sebelum mengesyorkannya kepada pelanggannya.
4. HARGA PRODUK
harga setiap produk HPA terbukti murah dan berpatutan. HPA tidak mengamalkan dasar penindasan harga malah sebarang penetapan harga dibincangkan terlebih dahulu dengan ahli-ahlinya supaya dapat diterima oleh semua pihak. Malah harga produk HPA di pasaran lebih murah jika dibandingkan dengan sesetengah produk single level di pasaran.
Sebagai contoh seunit ubat gigi HPA Cuma berharga 5.00 berbanding ubat gigi colgate pada berat yang sama. Begitu juga sebotol minyak herba But-But Cuma berharga 10.00 sahaja manakala sebotol air mineral Cuma 1.20 sahaja, semua produk tersebut pula diberikan NM tertentu bagi setiap unit barangan.
5. PLAN PEMSARAN
sistem plan pemasaran HPA berteraskan prinsip Ihsan iaitu bebas dari penindasan, perangkap dan penipuan. Setiap insentif berserta syaratnya dibentangkan secara telus dan jelas. Pengiraan bonus bulanan dilakukan secara sistematik dan jelas. Setiap ahli menerima penyata bonus setiap bulan dan sekiranya berlaku sebarang keraguan mereka boleh memohon semakan semula dengan bahagian MIS.
Syarat maintain bulanan adalah rendah iaitu 100 NM sahaja dan tiada syarat jualan kumpulan dikenakan untuk melayakkan ahli menerima bonus jualan kumpulan seperti yang dikenakan oleh banyak syarikat MLM lain. Pembayaran bonus dibuat berdasarkan pencapaian jualan setiap individu dan kumpulannya tanpa sebarang syarat tambahan.
Dalam HPA adalah menjadi kebiasaan apabila bonus yang diperolehi oleh seseorang ahli melebihi daripada bonus up-linenya. Ini kerana sistem pemberian bonus dikira berdasarkan kadar usaha bukan semata-mata atas jualan kumpulan sahaja.
6. TANGGUNGJAWAB LEADER atau KEPIMPINAN
bagi memastikan leader-leader HPA benar-benar menjalankan peranan dan tanggungjawabnya membantu jaringan masing-masing HPA mewujudkan barisan pemimpin yang digelar Pengarah Jati Setia (PJS). Mereka dipilih dari kalangan pemimpin yang benar-benar aktif, setia dan sanggup memberikan khidmat kepada semua ahli-ahli HPA yang memerlukan bantuan dan tunjuk ajar dalam perniagaan MLM. Malah mana-mana PJS yang didapati mengabaikan tanggungjawabnya boleh digugurkan dan hilang kelayakan menerima bonus dan insentif PJS.
7. SISTEM (TOP-UP)
HPA tidak mengamalkan sama sekali apa yang dikatakan top-up sales seperti yang banyak dilakukan oleh syarikat MLM lain. Top-up sales adalah syarat belian tambahan yang perlu dilakukan oleh seseorang ahli MLM untuk melayakkan ia menerima bonus pada bulan berkenaan sekiranya ia tidak berjaya memenuhi syarat jualan kumpulan yang tertentu. Pada tarikh tertentu kebiasaannya diantara 11 -13 hb pada setiap bulan ahli-ahli akan dimaklumkan oleh pihak ibu pejabat sama ada jualan mereka pada bulan tersebut melepasi syarat kelayakan atau tidak. Sekiranya tidak layak, mereka perlu membuat belian tambahan pada hari itu juga berdasarkan jumlah yang ditetapkan.
Ini satu bentuk penindasan dan penganiayaan oleh pihak syarikat terhadap ahli-ahlinya. Akibat daripadanya menyebabkan ramai ahli yang terpaksa mengeluarkan duit simpanan sendiri atau terpaksa berhutang atau bergolok gadai untuk mencukupkan syarat jualan yang dikenakan. Semakin tinggi pangkat seseorang ahli semakin tinggi tekanan yang dikenakan. Ramai ahli MLM yang dikesan mengalami kerugian yang besar dan ada yang bankrup sama sekali.
8. TABUNG KERETA
HPA tidak melaksanakan skim tabung kereta kerana ia juga merupakan satu bentuk penipuan dan penganiayaan terhadap ahli-ahlinya. Melalui skim ini pengedar dijanjikan kereta mewah sekiranya dapat mencapai pangkat dan syarat jualan tertentu. Ini merupakan satu helah yang tersembunyi untuk memerangkap ahli-ahlinya untuk terpaksa meneruskan bisnes walaupun mengalami kerugian yang banyak dan berterusan. Ahli-ahli dikenakan syarat jualan bulanan yang sangat tinggi untuk melayakkan bayaran bulanan kereta dibayar oleh pihak syarikat. Sekiranya tidak mereka terpaksa membayar ansuran bulanan itu sendiri.
Ini memberikan tekanan yang hebat kepada ahli MLM tersebut sehingga berlaku krisis ekonomi dan rumah tangga. Semuanya dilakukan oleh syarikat MLM tersebut secara halus untuk mengaut keuntungan yang besar.
9. TABUNG PERLINDUNGAN TAKAFUL
bagi melidungi ahli-ahlinya daripada risiko ditimpa kemalangan, kecederaan atau kematian, HPA mewujudkan skim perlindungan Insuran berkelompok. Ahli-ahlinya tidak perlu membayar premium bulanan sebaliknya cukup dengan memenuhi syarat 200 NM setiap bulan. Lain –lain syarikat MLM biasanya tidak menyediakan insentif ini. Jika ada pun hanya di kalangan leader atasan sahaja.
Kesimpulannya berdasarkan fakta di atas dapat dikatakan bahawa HPA adalah satu-satunya syarikat MLM di Malaysia yang berusaha melaksanakan sistem MLM berpandukan prinsip Shariah. Hasil daripada perjuangan syarikat untuk mengeluar dan memasarkan produk halal melalui sistem MLM yang adil, syarikat HPA kini telah muncul sebagai syarikat MLM yang cemerlang dan melahirkan ramai usahawan yang berjaya. Ramai leader dari syarikat MLM lain yang telah berhijrah ke MLM HPA selepas tertarik dengan sistem dan kaedah shariah yang diguna pakai oleh syarikat HPA. HPA kini juga telah berjaya mengukuhkan kedudukan sebagai syarikat MLM shariah di bumi Indonesia.
Dicatat oleh guar to kajang HPA di 1/28/2009 10:28:00 AM
Tuesday, January 20, 2009
ARTIKEL-ISU SYARIAH DALAM PERNIAGAAN MLM
www.zaharuddin.net
Jualan Pelbagai Peringkat atau lebih dikenali sebagai ‘Multi Level Marketing’ atau MLM adalah amat popular di Malaysia. Dalam pada masa yang sama, sistem yang sama juga digunakan oleh industri penjualan Saham Amanah Islam dan beberapa produk Takaful. Statistik tahun 2003 menunjukkan industri MLM Malaysia mencatatkan jualan RM 4 bilion dan lebih dari 3 juta orang Malaysia terlibat dalam urusniaga MLM.
Akibat dari kebanjiran produk dan syarikat yang menggunakan sistem ini dalam mempromosi dan penjualan produk mereka. MLM kini boleh dianggap sebagai sebuah sistem pemasaran yang diterima ramai. Bagaimanapun, amat jarang dijumpai ilmuan Shariah samada dalam atau luar negara yang ingin atau berminat untuk menghuraikan sistem ini dari aspek Shariah dengan terperinci dan konkrit. Ini mungkin disebabkan kerumitan atau kurangnya minat ilmuan Shariah untuk mendalami proses sistem ini.
Para ‘Ustaz’ dan Multi Level Marketing
Saya juga tidak dapat lari dari dibanjiri soalan demi soalan berkenaan hal ini. Pada awalnya, saya cuba untuk mengelak disebabkan terlampau banyak bentuk dan jenis MLM ini hingga menyukarkan sesiapa juga untuk memandu dan menerangkan hukumnya secara jelas. Di tambah pula mengenagkan pengikut dan pengamalnya yang terlalu ramai dan kebanyakkannya pula kelihatan ‘taksub’ dan amat yakin akan halalnya kaedah MLM ini.
Tidak kurang juga terdapat para graduan Shariah atau pengajian Islam yang digelar ‘Ustaz’ dan Ustazah’ yang juga kuat berkempen produk-produk syarikat dengan skim MLM. Lebih hangat dan meriah lagi, kumpulan ini kerap mendakwa ianya halal lalu diselitkan dengan pelbagai dalil Al-Quran dan Hadith yang menggalakkan umat Islam berniaga, kuat ekonomi dan lain-lain. Hakikatnya, dalil-dalil ini bukanlah khusus untuk menyokong MLM dan perniagaan piramid mereka.
Ikhlas saya ingin nyatakan di sini, agak ramai juga orang ramai yang terpengaruh dengan kempenan dari kumpulan ilmuan agama seperti ini, menyebabkan orang ramai menyertainya tanpa berfikir lagi berkenaan halal atau haramnya sesuatu produk itu kerana ia telah diiktiraf oleh seorang ‘ustaz’. Justeru, saya ingin menasihatkan semua rakan-rakan lulusan Shariah dan Pengajian Islam agar lebih berhati-hati memberikan sebarang hukum dan merujuk dengan lebih mendalam sebelum berkempen dan mendakwa halalnya sesuatu produk hanya semata-mata kerana ia mendapat keuntungan besar di dalamnya. Ini kerana agak ramai juga saya dapati orang ramai yang berkiblatkan ustaz tertentu dalam kempen MLM mereka. Berkatalah Al-Laith bin Sa’ad : « Seandainya orang-orang yang memiliki pemahaman halal dan haram meneliti masalah ini, pastilah mereka tidak akan membolehkannya kerana terdapat di dalamnya unsur perjudian » ( Riwayat Al-Bukhari, no 2346 ). Sayyidina Umar al-Khattab r.a telah mengingatkan:
?? ??? ?? ????? ??? ?? ?? ???? ?? ?????
Ertinya : “Jangan seseorang kamu berjual beli di pasar kami, kecuali ia telah mendalami ilmu (hukum) agama tentangnya” ( Riwayat Tirmidzi, no 487, hlm 129 ; Albani : Hasan)
Bagi membantu masyarakat yang semakin ‘hangus’ dalam industri ini, saya merasakan adalah elok untuk saya berkongsi panduan umum Shariah dalam hal penggunaan MLM ini. Bagaimanapun, saya tidaklah mampu untuk menujukan tulisan ringkas ini kepada mana-mana jenama MLM yang wujud di Malaysia mahupun luar negara. Tulisan ini hanya memberikan sedikit gambaran dan garis panduan yang diletakkan oleh undang-undang Islam dalam hal MLM ini.
Pengertian MLM
Secara umum ‘Multi Level Marketing’ adalah suatu cara perniagaan alternatif yang berkaitan dengan pemasaran yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah ‘Upline’ (tingkat atas) dan ‘Downline’ (tingakt bawah), orang akan disebut ‘Upline’ jika mempunyai ‘Downline’. Pokok utama dari perniagaan MLM ini digerakkan dengan jaringan ini, sama ada yang bersifat ‘vertikal’ atas bawah mahupun ‘horizontal kiri kanan’ ataupun gabungan antara keduanya. (Lihat All About MLM oleh Benny Santoso hal: 28, Hukum Syara MLM oleh Hafidz Abd Rahman, MA)
Bentuk MLM yang Haram atau syubhat
Ada beberapa bentuk sistem MLM yang jelas keharamannya atau keraguannya, iaitu apabila ia menggunakan sistem berikut :
1) Harga tinggi dari biasa : Menjual produk yang diperjualbelikan dalam sistem MLM dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga biasa, ia adalah amat tidak digalakkan menurut Islam malah menurut sebahagian ulama, aqad seperti ini adalah terbatal. Tatkala itu, ia digelar ‘Gabhnun Fahisyh’ menurut istilah ulama Fiqh. Hukum jualan secara ‘Ghabnun Fahisy’ ini diperbezakan oleh ulama antara harus, makruh dan haram. (Durar al-Hukkam Fi Syarh Majallah al-Ahkam, klausa no 356, hlm 369). Bagaimana Nabi SAW pernah mengisyaratkannya sebagai suatu kezaliman jika berlaku kepada orang yang tidak mengetahui selok belok harga barang. (Al-Qawaid, Ibn Rusyd, hlm 601)
Bagaimanapun perlu diingat, dalam satu MLM mungkin terdapat 3 atau 4 unsur syubhat dan haram yang akan saya sebutkan. Ini tidaklah bermakna saya mengatakan MLM haram hanya kerana adanya unsur “Harga Lebih Tinggi dari Biasa” , ia cuma salah satu unsur yang perlu disemak dan boleh memburukkan lagi hukum sesuatu MLM sehingga boleh jatuh tahap haram kerana penipuan dalam keadaan tertentu yang lain.
Apa yang ingin saya nyatakan ‘Ghabnun’ di sini adalah yang dibuat dalam bentuk penipuan harga kepada orang awam, iaitu harga yang sengaja dinaikkan kerana merangkumkan yuran penyertaan dalam system priamid. Sebagai contoh saya pernah ‘terpaksa’ membeli sebuah produk MLM. Oleh kerana tukang jual MLM ini amat sukar beralah, dan saya ingin ia cepat menamatkan kempenanannya dengan adab, lalu saya belilah satu produknya yang termurah, iaitu sebiji bantal yang dikatakan sangat hebat, harganya mencecah RM300 sebiji. Inilah namanya ‘Ghabnun’, sedangkan bantal tersebut rupa-rupanya langsung tiada istimewanya setelah digunakan. Maka jelas harganya dinaikkan kerana penyertaan sebagai ahli dan masuk dalam sistem. Tapi saya senyapkan saja keahlian dan langsung tidak bergerak, membeli hanya kerana kasihan dengan si penjual yang dikenali ini sahaja.
Inilah maksud saya mempunyai unsur ‘Ghabnun’, mungkin unsur ini tidak cukup kuat untuk menjadikannya haram, tetapi ia salah satu unsur yang memberi kesan kepada aqad, kesan ini apabila ia bergabung dengan unsur-unsur syubhat yang lain, ia boleh menjadi haram.
Sebagai Makluman :
Mazhab Hanafi : terbahagi kepada 3 pandangan, iaitu ada ulamanya yang mengatakan ghabnun harus walaupun Fahisyh, kedua : Haram , ketiga : Haram bila ada usnur penipuan sahaja ( Syarh ad-Dur , AL-Haskafi, 2/82 )
Mazhab Maliki : Juga ulama mereka berbagai pandangan : Pertama : Ghabnun Mustrasil samada Yasir atau fahsiyh : Haram ; Kedua : Ghabnun lebih tinggi 1/3 dari harga pasaran biasa tanpa adalah HARAM. ( Al-Qawaid : Ibn Rusyd , hlm 601 ; AL-Qawaid Al-Fiqhiyyah, Ibn Juzay, hlm 294)
Mazhab Syafie : Harus hukumnya kecuali pandangan ganjil dari al-Mutawaali yang mengharamkannya . ( Al-Majmu’ , 7/500 )
Mahzab Hanbali : Ibn Quddamah berkata : “Ghabn Mustarsil adala apabila si pembeli membeli dengan harga yang terkeluar dari harga pasaran … teruatamanya apabila didesak ( agar tak pergi semak kedai-kedai lain dulu) dan cuba disegerakan oleh penjual ” ( Al-Mughni , 4/78 )
Justeru, perbincangan panjang tentang ‘Ghabn’ sebenarnya menunjukkan terdapat jenis ‘Ghabn’ yang disepakati haramnya oleh ulama, ada yang disepakati halalnya, dan terdapat yang diperbezakan pandangan. Justeru apabila saya sebut ‘ghabn’ sebagai salah satu sebab boleh jadikan MLM haram, maka ini kerana berkemungkinan jenis yang disepakati haram itu berlaku. Justeru, semasa menulis artikel anda perlu faham target saya. Adakah anda yakin semua jenis ‘Ghabn’ yang berlaku dalam MLM itu tergolong dari golongan yang harus ?. Jika ye, maka itu pandangan anda , bukan saya. Saya lebih selesa berpandangan ia banyak jenis ‘Ghabn’ yang berlaku lebih menjurus kepada haram terutamanya apabila hampir semua syarikat-syarikat MLM ini amat mengambil mudah akan hal hukum agama. Jika tidak, pastinya mereka telah mengambil Penasihat Shariah sejak dari awal.
2) Jualan target sebagai syarat komisyen : Selain dari yuran yang wajib dibayar oleh ahli, pada kebiasaannya terdapat syarat yang mewajibkan ahli tersebut mencapai target jualan tertentu bagi melayakkannya mendapat apa jua komsiyen dari hasil jualan orang di bawahnya. Apabila ia gagal mencapai ‘harga target’ tersebut maka keahliannya akan hilang atau tiada sebarang komisyen untuknya walaupun orang bawahannya menjual dengan begitu banyak. Semua MLM yang terlibat dengan syarat seperti ini, menyebabkan sistem MLM mereka menjadi bermasalah dari sudut Shariah kerana wujudnya unsur kezaliman terhadap ahli selain wujudnya kewajiban jualan bersyarat dengan syarat yang tidak menyebelahi ahli serta berbentuk penindasan. Seolah-olah pihak syarikat memaksanya dengan mengatakan “Anda mesti membeli atau mengekalkan penjualan peribadi sebanyak RM 500 sebulan bagi membolehkan anda mendapat hak komisyen orang bawahan anda”.
Pada asasnya, komisyen yang diambil atas usaha menjual (seperti ‘brokerage fee’) sesuatu barangan adalah adalah harus menurut Shariah, ia adalah pandangan ulama besar Tabi’en seperti Muhammad Ibn Sirin, ‘Ato’ Bin Abi Rabah, Ibrahim an-Nakha’ie dan ramai lagi (Sohih Al-Bukhari ; Al-Musannaf, 5/242 ; Mawahibul Jalil, 4/452 ). Bagaimanapun, komisyen dalam hal MLM dan system piramdi ini boleh bertukar menjadi haram apabila :-
* Diikat komisyen jualan rangkaiannya dengan sesuatu jualan olehnya, ia menimbulkan masalah dari sudut Shariah seperti unsur pemaksaan, syarat yang tidak sah dalam perwakilan dan perjudian.
* Komisyen datang dari orang bawahan yang langsung tidak dikenalinya kerana sudah terlampau jauh ke bawah. Ini menjadikan orang atasan seolah-olah mendapat untung di atas angina tanpa sebarang kerja dan usaha lagi. Ia juga boleh dikelaskan sebagai broker di atas broker di atas briker di atas broker dan seterusnya. Dalam hal berbilangnya rantaian komsiyen broker ini, menurut perbincangan saya bersama Syeikh Prof. Dr Abd Sattar Abu Ghuddah (Pakar Shariah utama dalam bidang kewangan Islam dunia di Kesatuan Ulama Fiqh Sedunia, AAOIFI, Dow Jones Islamic Index dan lain-lain) ia termasuk dalam konteks memakan harta orang lain dengan bathil selain terdapat unsur judi. Ini adalah kerana ia seolah-olah meletakkan syarat kepada semua orang bawahan samada dengan pengetahuan mereka atau tidak, semua hasil jualan mereka akan diambil sebahagian keuntungannya untuk orang atasnya.
* Dari sudut yang lain, terdapat juga keraguan dalam isu pemberian komisyen di atas usaha dan tugas agen (wakil penjual) atau “brokerage” (tukang kempen). Ini kerana sepatutnya komisyen ke atas “brokerage” tidak harus mensyaratkan tukang kempen itu untuk membeli untuk diri sendiri sebagaimana yang berlaku dalam beberapa jenis MLM. Sesetengahnya pula mensyaratkan ‘broker’ atau ‘agen’ untuk menjual sendiri sebanyak sekian jumlah bagi memperolehi komisyen jualan broker (ahli) di bawahnya. Dengan sebab-sebab ini, hal ‘broker’ atau ‘agen’ menjadi syubhah dan tidak lagi benar ianya disifatkan sebagai komisyen wakil atau broker yang diterima Islam.
3) Jika ahli berdaftar menyertai MLM dengan yuran tertentu, tetapi tiada sebarang produk untuk diniagakan, perniagaannya hanyalah dengan mencari orang bawahanya (downline), setiap kali ia mendapat ahli baru, maka diberikan beberapa peratus dari yuran ahi tersebut kepadanya. Semakin banyak anggota baru bermakna semakin banyak jualah bonusnya. Ini adalah bentuk riba kerana memperdagangkan sejumlah wang untuk mendapat sejumlah lebih banyak yang lain di masa hadapan. Ia merupakan satu bentu Riba Nasiah dan Riba Al-Fadl. Hal yang sama juga hukumnya bagi perusahaan MLM yang tidak mempunyai produk bersungguh dan berkualiti, sebaliknya produk miliknya hanyalah berupa ruangan laman web yang tidak berfaedah buat kebanyakkan orang, atau apa jua produk yang hanya dijadikan sebagai alasan pembelian. Malah harga sebenar produknya juga adakalanya jauh dari harga yang dijual kepada ahli (sebagai contoh dijual produk web komputer, sedangkan haragnya jauh lebih tinggi dan si ahli pula tidak mempunyai komputer pun). Pada hakikatnya, si ahli bukannya ingin membeli produk itu, tetapi untuk menyertai rangkaian serta memperolehi wang darinya. Ia juga termasuk dalam yang diharamkan. Hal membeli produk tidak benar dengan niat utama memasuki rangkaian dan mendapat untung dari rangkaian ini telah difatwakan haram oleh Majlis Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Arab Saudi no 15/192-193.
4) Terdapat juga syarikat MLM yang melakukan manipulasi dalam menjual produknya, atau memaksa pembeli untuk menggunakan produknya atau yang dijual adalah barang haram. Maka MLM tersebut jelas keharamannya. Namun tidak semua MLM begini, cuma sebahagianya sahaja.
5) Terdapat juga unsur mirip “shafqatayn fi shafqah”, atau bay’atayn fi bay’ah, (iaitu dua aqad jenis jual beli dalam satu) yang dilarang oleh Baginda SAW dengan pelbagai lafaz antaranya : ”
??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?? ?????? ?? ???? ?????
Ertinya : “Rasulullah SAW melarang dari membuat dua belian (aqad) dalam satu aqad” ( Riwayat Ahmad, Al-Bazzar ; Al-Haithami : perawi Ahmad adalah thiqah ; 4/84 )
Ini berlaku apabila ada sebahagian syarikat MLM yang membuka pendaftaran ahlinya, setiap ahli perlu membayar sejumlah wang disebut yuran, tidak dapat dipastikan samada yuran tersebut untuk membeli kedudukan di dalam rangkaian ataupun membeli produk. Pada waktu yang sama, dengan termeterainya keahliannya itu, ia akan menjadi wakil pula bagi syarikat untuk merekrut ahli baru, maka tindakan MLM seperti ini, boleh dikatakan termasuk dalam kategori hadis : shafqatayn fi shafqah, atau bay’atayn fi bay’ah. Ini kerana, dalam hal ini, orang tersebut telah dikira melakukan transaksi aqad Mu’awadat (kontrak pertukaran hak kewangan) bila membeli produk atau menjadi ahli dan dalam masa yang sama masuk dalam satu jenis aqad lagi iaitu perwakilan (untuk menjualkan produk itu kelak di samping mencari ahli baru) dengan komisyen tertentu. Maka, praktis seperti ini jelas tergolong sebagaimana hadith di atas.
Ingin saya tekankan juga, hal berkaitan komisyen jualan orang di level keseratus akan diperolehi juga oleh upline di tingkat kedua, padahal mereka tiada sebarang kaitan aqad yang jelas, dan hanya kerana rantaian orang dibawahnya maka ia mendapat untung?. Apa yang diletakkan untuk mendapat untung?.
Sedangkan dalam contoh sebuah syarikat besar, seorang pemegang saham sememang layak dapat untung walaupun goyang kaki kerana ia meletakkan ‘modal’, sebagaimana yang diketahui , keuntungan boleh didapati dari tiga sebab iaitu 1) Modal 2) Kerja 3) Jaminan ‘Dhoman’ barangan dari sebarang aib pada barang yang dijual.
Lalu si pemegang modal berhak mendapat untung kerana ia letak modal, si pekerja layak mendapat untung kerana ia bekerja .. jadi apa hak si upline kedua untuk dapat untung jualan si downline ke seratus? Tiada modal, tiada kerja, tiada jaminan atau dhoman barangan yang dijual, kernaa jaminan barangan yang dijual adalah dari syarikat, bukan upline!.
Apa Maksud Sebenar Dua Aqad Dalam Satu ?
Shafqatain di Safqah dan lafaz yang seertinya denganya memang tidak dinafikan mempunyai banyak takrif dan tafsiran menurut kefahaman ulama yang berbeza. Manakala sesiapa yang hanya mendedahkan hanya beberapa kerat dari pandangan tersebut dan kemudian terus memegangnya. Tapi perlu diingat disana terdapat pelabagi tafsiran yang lain pula, dan saya memegang tafsiran yang lain. Maka itu tidak bererti tafsiran pegangan saya adalah salah, dan tafsiran pegangan anda mesti betul. Jika demikian perangainya, maka ini jelas tidak faham konsep ikhtilaf dalam nas.
Sebagai hadiah untuk awam dan pembaca yang mampu faham ini beberapa tafsiran tentang hadith dua aqad dalam satu mengikut beberapa kumpulan ulama silam dan kaitannya dengan MLM:-
*
1) iaitu contoh berkata penjual kepada pembeli : ” Aku jual kepadamu baju ini dengan harga RM 10 tunai , atau RM 20 secara tangguh” , maka si pembeli bersetuju TANPA mengspecifickan plan tangguh atau tunai yang dikehendakinya. Ini bentuk yang ditafsirkan oleh Imam Malik, Abu Hanifah, At-Thawri, Ishak Rahawaih, Imam As-Syafie ( Syarh as-Sunah, Al-Baghawi, 8/142 ; ‘Aridathul Ahwazi, 5/240 ; Al-Mughni, Ibn Quddamah, 6/333; Al-Mudawwanah, 9/191 ).
Tiada khilaf di kalangan ahli ilmu, jenis ini adalah HARAM. Bagaimanapun tafsiran ini tidak berapa berkaitan dengan MLM, kerana biasnaya plan harga akan dipilih dengan tepat.
*
2) Iaitu contohnya pembeli : “jualkan kepadaku barangan ini dengan harga RM 10 tunai atau dengan sebuah radio pada tarikh akan datang”, kemudian kedua-dua bersetuju tanpa memberikan yang mana satu mereka inginkan. Ini adalah tafsiran Imam Malik pula ( ‘Aridathul Ahwazi, 5/240 ) . Ini juga tiada kaitan dengan MLM.
*
3) Iaitu contohnya berkata seorang lelaki : “Aku jual kebunku ini dengan harga RM 10,000 dengan syarat kamu jualkan rumah kamu pula dengan harga RM 15,000Åç . Inilah juga tafsiran ulama mazhab Hanafi, Hanbali dan Syafie. ( Al-Mughni , 6/332 ; Al-Um, 3/67 ; ‘Aridatul Ahwazi, 5/239 )
Inilah tafsiran yang saya lihat ada kaitannya dengan kebanyakkan MLM. Iaitu berkata syarikat MLM kepada seorang ahli baru sebagai contoh : “aku jual barang water filter ini dengan harga RM 2000 dengan syarat engkau jadi wakil jualanku dengan komisyen sebanyak 3 % dari harga jualanmu dan aku beri mandate kamu untuk jadi lantik ahli baru dan setiap jualannya kamu akan dapat 1 % dengan syarat kamu ada jualan sendiri sebanyak RM 1000 setiap bulan”
Lihat, dalam contoh saya tu ada berapa jenis aqad muawadah maliah yang bersifat lazim?
a- Jual barang RM 2000 - Aqad jual beli yang bersifat lazim
b- Lantik jadi wakil dengan upah (Wakalah bil Ujr) - aqad wakalah yang bersifat lazim.
c- Beri mandate untuk cari ahli - ini tiada masalah
d- Setiap ahli yang kamu lantik jual kamu layak dapat 1% - Ini ju’alah, juga kelihatan tiada masalah.
e- Kamu hanya layak dapat 1 % ju’alah tadi dengan syarat kamu ada jualan sendiri RM 1000 - Ini ada syubhat sikit syarat seperti ini. Perlu perbincangan dan ijtihad.
Cuma, secara umum kita dapat melihat bergabungnya dua aqad mu’awadat maliah (pertukaran hak milik harta) yang bersifat Lazim. Jika aqad itu ghayru Lazim maka ia diharuskan, tetapi dalam hal ini dua aqad itu adalah “aqad lazim”
*
4) Iaitu seorang penjual menjual dua barangan berlainan harga iaitu kasut dengan harga RM 100 dan handphone dengan harga RM 700, tetapi ia membuatnya terikat, iaitu jika anda beli handphone, maka pembelian kasut juga menjadi wajib. Inilah takrif yang dipegang oleh Al-Qadhi Ibn Al-Arabi al-Maliki ( Al-Qabas Syarah Al-Muwatta’, 2/842 ; Al-Muntaqa , 5/36) .
Ini juga mempunyai sedikit kaitan dengan MLM kerana meletakkan syarat satu aqad lain sebagai syarat untuk sesuatu aqad itu boleh ‘concluded’.
*
5) Iaitu contohnya : Berkata penjual : ” Aku jual handphone ini dengan RM 100 dengan bayaran ansuran dalam 3 bulan, dengan syarat aku akan belinya semual darimu dengan harga RM 80 tunai” . Ini adalah tafsiran Ibn Taymiah dan Ibn Qayyim pula. Ia adalah sama dengan takrif Bai Inah. ( Mukhtasar Al-Fatawa Lib Ibn taymiah, hlm 327 ; Tahzib Mukhtasar Sunan Abi Daud, Ibn Qayyim, 5/100 )
Tafsiran ini agak kurang kaitannya dengan MLM.
Demikianlah beberapa takrifan dan tafsiran ulama tentang hadith dua aqad dalam satu. Sebenarnya ada terdapat 3 lagi tafsiran, Cuma cukuplah sebagai info tambahan kepada pembaca. Oleh kerana beberapa yang dilakukan dalam MLM ada terdapat dalam salah satu tafsirannya, maka saya masukkan point dua aqad di dalam satu sebagai isu yang boleh menjadikan MLM samada haram atau batal atau syubhat.
Keputusan Majma Fiqh Sedunia ?
Kesatuan Fiqh Sedunia (Majma’ Fiqh Islami) pernah mengeluarkan fatwa ke atas satu bentuk perniagaan MLM jenama PT Biznas yang disifatkan sebagai haram kerana ia adalah salah satu bentuk perjudian. Selain itu, keputusan itu juga menafikan bahawa komisyen yang digunakan adalah komisyen atau upah ‘brokerage’ sebagaimana didakwa. (Rujuk keputusan nombor 3/24, 17 Julai 2003). Selain itu, Syeikh Salim Al-Hilali pernah mengeluarkan fatwa pengharaman dengan katanya : “Banyak pertanyaan berkenaan perniagaan yang diminati ramai. Yang secara umum gambarannya adalah mengikuti kaedah piramid dalam sistem pemasarannya, dengan cara setiap anggota harus mencari ahli-ahli baru dan demikian selanjutnya. Setiap anggota membayar yuran pada syarikat dengan jumlah tertentu dengan angan-angan mendapat bonus, semakin banyak anggota dan memasarkan produknya maka akan semakin banyak bonus yang dijanjikan. Sebenarnya kebanyakan anggota MLM yang menyertai cara ini adalah hasil motivasi bonus yang dijanjikan tersebut dengan harapan agar cepat kaya dalam waktu yang sesingkat mungkin, padahal ia langsung tidak menginginkan produknya. Perniagaan jenis ini adalah perjudian murni, kerana beberapa sebab berikut, iaitu:
Ø Sebenarnya anggota MLM ini tidak mahukan produknya, akan tetapi tujuan utama mereka adalah menyertai rangkaian piramid bagi mendapatkan kekayaan cepat apabila setiap ahli baru membayar yuran.
Ø Harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30% dari wang yang dibayarkan pada syarikat MLM.
Ø Tujuan perusahaan adalah membangun jaringan individu secara berkesinambungan. Yang mana ini akan menguntungkan anggota yang berada pada level atas (Upline) sedangkan level bawah (downline) selalu memberikan nilai point pada yang berada dilevel atas mereka.
Justeru, saya kira, amat tipis untuk mencari MLM yang tidak tergolong dalam item-item salah yang saya sebutkan di atas, malah saya juga suka menyarankan agar pengamal-pengamal jualan amanah saham dan Takaful secara wakil untuk lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dalam bab MLM. Bagaimanapun, jika anda masih ingin mendakwa halalnya MLM ini, saya sarankan agar pengamal MLM memastikan asas minima Shariah berikut dapat dipatuhi :-
1. Produk MLM ini mestilah dibeli dengan tujuan yang sebenarnya (seperti produk yang benar-benar bermanfaat dan dibangunkan dengan serius seperti ubat-ubatan berkualiti, unik dan lainnya). Justeru, produk MLM yang kabur kualiti dan kegunaannya tidaklah dibenarkan kerana ia hanyalah bertujuan untuk mengabui dalam undang-undang dan hukum Shariah, ia tiadalah halal di sisi Shariah. Justeru, kekuatan MLM itu ialah kepada produknya yang bermutu dan bukan kepada objektif jangka pendek mengumpul dana (modal).
2. Produknya bukan emas dan perak yang boleh dijual beli secara tangguh. Ini kerana penjualan barangan emas secara tangguh adalah Riba jenis Nasiah.
3. Komisyen yang diberikan kepada ahli untuk setiap penjual dan ahli bawahannya mestilah jelas. Tiada komisyen tanpa usaha, ini bermakna orang atas hanya berhak mendapat komisyen dari ahli bawahan yang dibantunya sahaja.
4. Keuntungan dan komisyen bukan berdasarkan ‘kepala’ atau ahli yang ditaja, tetapi adalah berdasarkan nilai produk yang berjaya di jualnya. Ini diperlukan bagi membuktikan ia menumpukan kepada perniagaan penjualan produk dan perkhidmatan dan bukannya permainan wang (money game).
5. Tidak diwajibkan bagi si ahli menjual jumlah tertentu bagi memperolehi komsiyen dari orang bawahannya.
6. Setiap ‘upline’ atau orang di sebelah atas mestilah menaruh usaha atas jualan orang bawahannya, seperti mengadakan perjumpaan taklimat, motivasi dan teknik berkempen secara terancang seperti sebuah syarikat yang pelbagai ahlinya. Ia perlu bagi melayakkannya menerima komisyen itu dari sudut Shariah, jika tidak adalah dibimbangi ia akan terjerumus kepada keraguan ‘syubhah’. Ini kerana konsep niaga dalam Islam tidak membenarkan suatu keuntungan dari sesuatu perniagaan yang diperolehi tanpa usaha. Justeru, sedikit usaha perlu dicurahkan bagi menjadi sebab haknya ke atas komisyen. Perlu diingat, kebanyakan ahli di kaki yang 10 ke bawah, mungkin tidak mengenalinya lantaran ia dilantik oleh orang bawahannya yang kesembilan. Jika tidak, apakah haknya untuk mendapat komisyen yang demikian berangkai dan begitu jauh ?.
7. Tidak menggunakan skim piramid iaitu skim siapa masuk dulu akan untung selamanya. Manakala hak mereka yang masuk kemudian akan berkurangan. Justeru, plan pemasaran mestilah memberikan hak kepada semua, malah orang bawahan mampu mendapat keuntungan lebih dari orang atasannya, apabila ia mampu menjual dengan lebih hebat.
8. Mempersembahkan system komisyen dan bonus yang telus dan boleh difahami dan dipantau oleh ahli dengan jelas. Ia bagi mengelakkan segala jenis penipuan.
9. Menstruktur plan pemasaran di anatara ahli dan orang bawahannya secara musyarakah iaitu perkonsgian untung dan rugi berdasarkan modal masing-masing dengan nisbah pembahagian keuntungan yang ditetapkan di peringkat awal lagi.
Mana MLM alternatif??
“Kalau ustaz pandai sangat, kenapa tak tuliskan sahaja macam mana MLM yang menepati Shariah tu, biar orang boleh guna” Demikian tempelak seorang pemuda tanpa kesabaran melalui sebuah web.
Jawapan saya seperti berikut :-
Pertama : Memang ramai ’suruh’, ‘arah’ dan minta saya sebutkan macam mana MLM yang harus serta realistik.
Inilah masalah orang ramai, tidak berfikir mendalam sebelum meminta. Kita kena faham, tak semua yang perniagaan diasakan ikut cara yang menpeati Shariah itu menarik pada pandangan mata orang ramai dan boleh laku untuk dijual di Malaysia, dan tak semua pula plan dan skim atau produk yang sangat boleh dijual dan menarik itu menepati hukum Shariah. Jadinya bagi menghasilkan satu plan hebat yang menepati Shariah dan boleh jual, perbincangan dua pihak antara Ilmuan Shariah & bisnesman amat perlu dalam hal ini.
Mana mungkin sebuah plan pemasaran MLM terbaik dapat dicadangkan hanya dengan mengemukakan permintaan mudah begitu sahaja kepada saya, ini kerana mungkin saya mempunyai penyelesaian dari sudut teori Shariahnya. Teori ini pula sebahagiannya bersifat fleksible dan tidak sebahagian yang lain, kerana itu perbincangan diperlukan dengan pihak pakar pemasaran demi memastikan samada ia ‘viable’ untuk diperkenalkan atau tidak. Kerana saya bukanlah pakar dalam bab pemasaran.
Kedua : Saya juga bukanlah seorang jutawan yang membolehkan saya memperkenalkan plan bisnes MLM contoh yang hebat dan menepati Shariah. Mudahnya, selagi tiada bisnesman Muslim yang punyai perhatian kuat tentang halal haram dan berkesudian berbincang dengan orang Shariah, selagi tu tidak akan didapati plan dan skim MLM alternatif yang menepati Shariah.
Untuk maklumat, proses inilah yang amat kerap kami (ilmuan Shariah sedunia, saya dan rakan-rakan ustaz di semua institusi kewangan Islam seluruh dunia) ; iaitu kami duduk berjam-jam dengan pakar pemasaran, peguam untuk mencipta produk kewangan Islam yang halal serta dalam masa yang sama aqad-aqadnya juga halal dan boleh diaplikasikan di sisi undang-undang Malaysia. Kesimpulan saya, jika hanya ada satu pihak sahaja yang bersungguh, ia pasti akan menjadi hasrat yang terbengkalai juga.
Akhirnya, saya tahu bahawa hukum MLM ini masih terbuka untuk perbincangan, malah Syeikh Dr Abd Sattar Abu Ghuddah ketika perbincangan dengan beliau mengakui ini isu yang agak baru baginya. Benar, amat sukar ditemui tulisan para ulama Islam dari Timur Tengah berkenaan hal MLM ini, disebabkan MLM belum masuk ke pasaran negara Arab dengan meluas. Justeru, menjadi tanggungjawab para ilmuan Shariah Asia Tenggara untuk membantu masyarakat untuk mengetahui pandangan Shariah tentang MLM ini. Tulisan ringkas saya hanyalah pandangan awal bagi memberi peringatan bahawa dengan sekadar pandangan, kelihatan begitu banyak keraguan boleh muncul dalam perniagaan MLM ini. Tidak perlulah pembaca merasa marah dan benci dengan tulisan ini. Ini sekadar nasihat bagi mereka yang mengambil berat tentang pendapatan serta memikirkan barzakh dan akhirat mereka yang kekal abadi. Wallahu ‘alam.
Ulasan: Alhamdulillah, perniagaan MLM Syariah yang HPA jalankan menepati perkara asas minima Syariah dan jelas sama sekali bertentangan dengan MLM yang dikatakan haram seperti yang dinyatakan dalam artikel di atas. Plan Pemasaran MLM (S) HPA telah dirujuk kepada ulama’ dan pensyarah Pengajian Islam bagi mengelakkan berlakunya unsur-unsur syubhah dan haram. Dan mereka mengesahkan bahawan plan pemasaran HPA bertepatan dengan Hukum Syarak.
Jualan Pelbagai Peringkat atau lebih dikenali sebagai ‘Multi Level Marketing’ atau MLM adalah amat popular di Malaysia. Dalam pada masa yang sama, sistem yang sama juga digunakan oleh industri penjualan Saham Amanah Islam dan beberapa produk Takaful. Statistik tahun 2003 menunjukkan industri MLM Malaysia mencatatkan jualan RM 4 bilion dan lebih dari 3 juta orang Malaysia terlibat dalam urusniaga MLM.
Akibat dari kebanjiran produk dan syarikat yang menggunakan sistem ini dalam mempromosi dan penjualan produk mereka. MLM kini boleh dianggap sebagai sebuah sistem pemasaran yang diterima ramai. Bagaimanapun, amat jarang dijumpai ilmuan Shariah samada dalam atau luar negara yang ingin atau berminat untuk menghuraikan sistem ini dari aspek Shariah dengan terperinci dan konkrit. Ini mungkin disebabkan kerumitan atau kurangnya minat ilmuan Shariah untuk mendalami proses sistem ini.
Para ‘Ustaz’ dan Multi Level Marketing
Saya juga tidak dapat lari dari dibanjiri soalan demi soalan berkenaan hal ini. Pada awalnya, saya cuba untuk mengelak disebabkan terlampau banyak bentuk dan jenis MLM ini hingga menyukarkan sesiapa juga untuk memandu dan menerangkan hukumnya secara jelas. Di tambah pula mengenagkan pengikut dan pengamalnya yang terlalu ramai dan kebanyakkannya pula kelihatan ‘taksub’ dan amat yakin akan halalnya kaedah MLM ini.
Tidak kurang juga terdapat para graduan Shariah atau pengajian Islam yang digelar ‘Ustaz’ dan Ustazah’ yang juga kuat berkempen produk-produk syarikat dengan skim MLM. Lebih hangat dan meriah lagi, kumpulan ini kerap mendakwa ianya halal lalu diselitkan dengan pelbagai dalil Al-Quran dan Hadith yang menggalakkan umat Islam berniaga, kuat ekonomi dan lain-lain. Hakikatnya, dalil-dalil ini bukanlah khusus untuk menyokong MLM dan perniagaan piramid mereka.
Ikhlas saya ingin nyatakan di sini, agak ramai juga orang ramai yang terpengaruh dengan kempenan dari kumpulan ilmuan agama seperti ini, menyebabkan orang ramai menyertainya tanpa berfikir lagi berkenaan halal atau haramnya sesuatu produk itu kerana ia telah diiktiraf oleh seorang ‘ustaz’. Justeru, saya ingin menasihatkan semua rakan-rakan lulusan Shariah dan Pengajian Islam agar lebih berhati-hati memberikan sebarang hukum dan merujuk dengan lebih mendalam sebelum berkempen dan mendakwa halalnya sesuatu produk hanya semata-mata kerana ia mendapat keuntungan besar di dalamnya. Ini kerana agak ramai juga saya dapati orang ramai yang berkiblatkan ustaz tertentu dalam kempen MLM mereka. Berkatalah Al-Laith bin Sa’ad : « Seandainya orang-orang yang memiliki pemahaman halal dan haram meneliti masalah ini, pastilah mereka tidak akan membolehkannya kerana terdapat di dalamnya unsur perjudian » ( Riwayat Al-Bukhari, no 2346 ). Sayyidina Umar al-Khattab r.a telah mengingatkan:
?? ??? ?? ????? ??? ?? ?? ???? ?? ?????
Ertinya : “Jangan seseorang kamu berjual beli di pasar kami, kecuali ia telah mendalami ilmu (hukum) agama tentangnya” ( Riwayat Tirmidzi, no 487, hlm 129 ; Albani : Hasan)
Bagi membantu masyarakat yang semakin ‘hangus’ dalam industri ini, saya merasakan adalah elok untuk saya berkongsi panduan umum Shariah dalam hal penggunaan MLM ini. Bagaimanapun, saya tidaklah mampu untuk menujukan tulisan ringkas ini kepada mana-mana jenama MLM yang wujud di Malaysia mahupun luar negara. Tulisan ini hanya memberikan sedikit gambaran dan garis panduan yang diletakkan oleh undang-undang Islam dalam hal MLM ini.
Pengertian MLM
Secara umum ‘Multi Level Marketing’ adalah suatu cara perniagaan alternatif yang berkaitan dengan pemasaran yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah ‘Upline’ (tingkat atas) dan ‘Downline’ (tingakt bawah), orang akan disebut ‘Upline’ jika mempunyai ‘Downline’. Pokok utama dari perniagaan MLM ini digerakkan dengan jaringan ini, sama ada yang bersifat ‘vertikal’ atas bawah mahupun ‘horizontal kiri kanan’ ataupun gabungan antara keduanya. (Lihat All About MLM oleh Benny Santoso hal: 28, Hukum Syara MLM oleh Hafidz Abd Rahman, MA)
Bentuk MLM yang Haram atau syubhat
Ada beberapa bentuk sistem MLM yang jelas keharamannya atau keraguannya, iaitu apabila ia menggunakan sistem berikut :
1) Harga tinggi dari biasa : Menjual produk yang diperjualbelikan dalam sistem MLM dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga biasa, ia adalah amat tidak digalakkan menurut Islam malah menurut sebahagian ulama, aqad seperti ini adalah terbatal. Tatkala itu, ia digelar ‘Gabhnun Fahisyh’ menurut istilah ulama Fiqh. Hukum jualan secara ‘Ghabnun Fahisy’ ini diperbezakan oleh ulama antara harus, makruh dan haram. (Durar al-Hukkam Fi Syarh Majallah al-Ahkam, klausa no 356, hlm 369). Bagaimana Nabi SAW pernah mengisyaratkannya sebagai suatu kezaliman jika berlaku kepada orang yang tidak mengetahui selok belok harga barang. (Al-Qawaid, Ibn Rusyd, hlm 601)
Bagaimanapun perlu diingat, dalam satu MLM mungkin terdapat 3 atau 4 unsur syubhat dan haram yang akan saya sebutkan. Ini tidaklah bermakna saya mengatakan MLM haram hanya kerana adanya unsur “Harga Lebih Tinggi dari Biasa” , ia cuma salah satu unsur yang perlu disemak dan boleh memburukkan lagi hukum sesuatu MLM sehingga boleh jatuh tahap haram kerana penipuan dalam keadaan tertentu yang lain.
Apa yang ingin saya nyatakan ‘Ghabnun’ di sini adalah yang dibuat dalam bentuk penipuan harga kepada orang awam, iaitu harga yang sengaja dinaikkan kerana merangkumkan yuran penyertaan dalam system priamid. Sebagai contoh saya pernah ‘terpaksa’ membeli sebuah produk MLM. Oleh kerana tukang jual MLM ini amat sukar beralah, dan saya ingin ia cepat menamatkan kempenanannya dengan adab, lalu saya belilah satu produknya yang termurah, iaitu sebiji bantal yang dikatakan sangat hebat, harganya mencecah RM300 sebiji. Inilah namanya ‘Ghabnun’, sedangkan bantal tersebut rupa-rupanya langsung tiada istimewanya setelah digunakan. Maka jelas harganya dinaikkan kerana penyertaan sebagai ahli dan masuk dalam sistem. Tapi saya senyapkan saja keahlian dan langsung tidak bergerak, membeli hanya kerana kasihan dengan si penjual yang dikenali ini sahaja.
Inilah maksud saya mempunyai unsur ‘Ghabnun’, mungkin unsur ini tidak cukup kuat untuk menjadikannya haram, tetapi ia salah satu unsur yang memberi kesan kepada aqad, kesan ini apabila ia bergabung dengan unsur-unsur syubhat yang lain, ia boleh menjadi haram.
Sebagai Makluman :
Mazhab Hanafi : terbahagi kepada 3 pandangan, iaitu ada ulamanya yang mengatakan ghabnun harus walaupun Fahisyh, kedua : Haram , ketiga : Haram bila ada usnur penipuan sahaja ( Syarh ad-Dur , AL-Haskafi, 2/82 )
Mazhab Maliki : Juga ulama mereka berbagai pandangan : Pertama : Ghabnun Mustrasil samada Yasir atau fahsiyh : Haram ; Kedua : Ghabnun lebih tinggi 1/3 dari harga pasaran biasa tanpa adalah HARAM. ( Al-Qawaid : Ibn Rusyd , hlm 601 ; AL-Qawaid Al-Fiqhiyyah, Ibn Juzay, hlm 294)
Mazhab Syafie : Harus hukumnya kecuali pandangan ganjil dari al-Mutawaali yang mengharamkannya . ( Al-Majmu’ , 7/500 )
Mahzab Hanbali : Ibn Quddamah berkata : “Ghabn Mustarsil adala apabila si pembeli membeli dengan harga yang terkeluar dari harga pasaran … teruatamanya apabila didesak ( agar tak pergi semak kedai-kedai lain dulu) dan cuba disegerakan oleh penjual ” ( Al-Mughni , 4/78 )
Justeru, perbincangan panjang tentang ‘Ghabn’ sebenarnya menunjukkan terdapat jenis ‘Ghabn’ yang disepakati haramnya oleh ulama, ada yang disepakati halalnya, dan terdapat yang diperbezakan pandangan. Justeru apabila saya sebut ‘ghabn’ sebagai salah satu sebab boleh jadikan MLM haram, maka ini kerana berkemungkinan jenis yang disepakati haram itu berlaku. Justeru, semasa menulis artikel anda perlu faham target saya. Adakah anda yakin semua jenis ‘Ghabn’ yang berlaku dalam MLM itu tergolong dari golongan yang harus ?. Jika ye, maka itu pandangan anda , bukan saya. Saya lebih selesa berpandangan ia banyak jenis ‘Ghabn’ yang berlaku lebih menjurus kepada haram terutamanya apabila hampir semua syarikat-syarikat MLM ini amat mengambil mudah akan hal hukum agama. Jika tidak, pastinya mereka telah mengambil Penasihat Shariah sejak dari awal.
2) Jualan target sebagai syarat komisyen : Selain dari yuran yang wajib dibayar oleh ahli, pada kebiasaannya terdapat syarat yang mewajibkan ahli tersebut mencapai target jualan tertentu bagi melayakkannya mendapat apa jua komsiyen dari hasil jualan orang di bawahnya. Apabila ia gagal mencapai ‘harga target’ tersebut maka keahliannya akan hilang atau tiada sebarang komisyen untuknya walaupun orang bawahannya menjual dengan begitu banyak. Semua MLM yang terlibat dengan syarat seperti ini, menyebabkan sistem MLM mereka menjadi bermasalah dari sudut Shariah kerana wujudnya unsur kezaliman terhadap ahli selain wujudnya kewajiban jualan bersyarat dengan syarat yang tidak menyebelahi ahli serta berbentuk penindasan. Seolah-olah pihak syarikat memaksanya dengan mengatakan “Anda mesti membeli atau mengekalkan penjualan peribadi sebanyak RM 500 sebulan bagi membolehkan anda mendapat hak komisyen orang bawahan anda”.
Pada asasnya, komisyen yang diambil atas usaha menjual (seperti ‘brokerage fee’) sesuatu barangan adalah adalah harus menurut Shariah, ia adalah pandangan ulama besar Tabi’en seperti Muhammad Ibn Sirin, ‘Ato’ Bin Abi Rabah, Ibrahim an-Nakha’ie dan ramai lagi (Sohih Al-Bukhari ; Al-Musannaf, 5/242 ; Mawahibul Jalil, 4/452 ). Bagaimanapun, komisyen dalam hal MLM dan system piramdi ini boleh bertukar menjadi haram apabila :-
* Diikat komisyen jualan rangkaiannya dengan sesuatu jualan olehnya, ia menimbulkan masalah dari sudut Shariah seperti unsur pemaksaan, syarat yang tidak sah dalam perwakilan dan perjudian.
* Komisyen datang dari orang bawahan yang langsung tidak dikenalinya kerana sudah terlampau jauh ke bawah. Ini menjadikan orang atasan seolah-olah mendapat untung di atas angina tanpa sebarang kerja dan usaha lagi. Ia juga boleh dikelaskan sebagai broker di atas broker di atas briker di atas broker dan seterusnya. Dalam hal berbilangnya rantaian komsiyen broker ini, menurut perbincangan saya bersama Syeikh Prof. Dr Abd Sattar Abu Ghuddah (Pakar Shariah utama dalam bidang kewangan Islam dunia di Kesatuan Ulama Fiqh Sedunia, AAOIFI, Dow Jones Islamic Index dan lain-lain) ia termasuk dalam konteks memakan harta orang lain dengan bathil selain terdapat unsur judi. Ini adalah kerana ia seolah-olah meletakkan syarat kepada semua orang bawahan samada dengan pengetahuan mereka atau tidak, semua hasil jualan mereka akan diambil sebahagian keuntungannya untuk orang atasnya.
* Dari sudut yang lain, terdapat juga keraguan dalam isu pemberian komisyen di atas usaha dan tugas agen (wakil penjual) atau “brokerage” (tukang kempen). Ini kerana sepatutnya komisyen ke atas “brokerage” tidak harus mensyaratkan tukang kempen itu untuk membeli untuk diri sendiri sebagaimana yang berlaku dalam beberapa jenis MLM. Sesetengahnya pula mensyaratkan ‘broker’ atau ‘agen’ untuk menjual sendiri sebanyak sekian jumlah bagi memperolehi komisyen jualan broker (ahli) di bawahnya. Dengan sebab-sebab ini, hal ‘broker’ atau ‘agen’ menjadi syubhah dan tidak lagi benar ianya disifatkan sebagai komisyen wakil atau broker yang diterima Islam.
3) Jika ahli berdaftar menyertai MLM dengan yuran tertentu, tetapi tiada sebarang produk untuk diniagakan, perniagaannya hanyalah dengan mencari orang bawahanya (downline), setiap kali ia mendapat ahli baru, maka diberikan beberapa peratus dari yuran ahi tersebut kepadanya. Semakin banyak anggota baru bermakna semakin banyak jualah bonusnya. Ini adalah bentuk riba kerana memperdagangkan sejumlah wang untuk mendapat sejumlah lebih banyak yang lain di masa hadapan. Ia merupakan satu bentu Riba Nasiah dan Riba Al-Fadl. Hal yang sama juga hukumnya bagi perusahaan MLM yang tidak mempunyai produk bersungguh dan berkualiti, sebaliknya produk miliknya hanyalah berupa ruangan laman web yang tidak berfaedah buat kebanyakkan orang, atau apa jua produk yang hanya dijadikan sebagai alasan pembelian. Malah harga sebenar produknya juga adakalanya jauh dari harga yang dijual kepada ahli (sebagai contoh dijual produk web komputer, sedangkan haragnya jauh lebih tinggi dan si ahli pula tidak mempunyai komputer pun). Pada hakikatnya, si ahli bukannya ingin membeli produk itu, tetapi untuk menyertai rangkaian serta memperolehi wang darinya. Ia juga termasuk dalam yang diharamkan. Hal membeli produk tidak benar dengan niat utama memasuki rangkaian dan mendapat untung dari rangkaian ini telah difatwakan haram oleh Majlis Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Arab Saudi no 15/192-193.
4) Terdapat juga syarikat MLM yang melakukan manipulasi dalam menjual produknya, atau memaksa pembeli untuk menggunakan produknya atau yang dijual adalah barang haram. Maka MLM tersebut jelas keharamannya. Namun tidak semua MLM begini, cuma sebahagianya sahaja.
5) Terdapat juga unsur mirip “shafqatayn fi shafqah”, atau bay’atayn fi bay’ah, (iaitu dua aqad jenis jual beli dalam satu) yang dilarang oleh Baginda SAW dengan pelbagai lafaz antaranya : ”
??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?? ?????? ?? ???? ?????
Ertinya : “Rasulullah SAW melarang dari membuat dua belian (aqad) dalam satu aqad” ( Riwayat Ahmad, Al-Bazzar ; Al-Haithami : perawi Ahmad adalah thiqah ; 4/84 )
Ini berlaku apabila ada sebahagian syarikat MLM yang membuka pendaftaran ahlinya, setiap ahli perlu membayar sejumlah wang disebut yuran, tidak dapat dipastikan samada yuran tersebut untuk membeli kedudukan di dalam rangkaian ataupun membeli produk. Pada waktu yang sama, dengan termeterainya keahliannya itu, ia akan menjadi wakil pula bagi syarikat untuk merekrut ahli baru, maka tindakan MLM seperti ini, boleh dikatakan termasuk dalam kategori hadis : shafqatayn fi shafqah, atau bay’atayn fi bay’ah. Ini kerana, dalam hal ini, orang tersebut telah dikira melakukan transaksi aqad Mu’awadat (kontrak pertukaran hak kewangan) bila membeli produk atau menjadi ahli dan dalam masa yang sama masuk dalam satu jenis aqad lagi iaitu perwakilan (untuk menjualkan produk itu kelak di samping mencari ahli baru) dengan komisyen tertentu. Maka, praktis seperti ini jelas tergolong sebagaimana hadith di atas.
Ingin saya tekankan juga, hal berkaitan komisyen jualan orang di level keseratus akan diperolehi juga oleh upline di tingkat kedua, padahal mereka tiada sebarang kaitan aqad yang jelas, dan hanya kerana rantaian orang dibawahnya maka ia mendapat untung?. Apa yang diletakkan untuk mendapat untung?.
Sedangkan dalam contoh sebuah syarikat besar, seorang pemegang saham sememang layak dapat untung walaupun goyang kaki kerana ia meletakkan ‘modal’, sebagaimana yang diketahui , keuntungan boleh didapati dari tiga sebab iaitu 1) Modal 2) Kerja 3) Jaminan ‘Dhoman’ barangan dari sebarang aib pada barang yang dijual.
Lalu si pemegang modal berhak mendapat untung kerana ia letak modal, si pekerja layak mendapat untung kerana ia bekerja .. jadi apa hak si upline kedua untuk dapat untung jualan si downline ke seratus? Tiada modal, tiada kerja, tiada jaminan atau dhoman barangan yang dijual, kernaa jaminan barangan yang dijual adalah dari syarikat, bukan upline!.
Apa Maksud Sebenar Dua Aqad Dalam Satu ?
Shafqatain di Safqah dan lafaz yang seertinya denganya memang tidak dinafikan mempunyai banyak takrif dan tafsiran menurut kefahaman ulama yang berbeza. Manakala sesiapa yang hanya mendedahkan hanya beberapa kerat dari pandangan tersebut dan kemudian terus memegangnya. Tapi perlu diingat disana terdapat pelabagi tafsiran yang lain pula, dan saya memegang tafsiran yang lain. Maka itu tidak bererti tafsiran pegangan saya adalah salah, dan tafsiran pegangan anda mesti betul. Jika demikian perangainya, maka ini jelas tidak faham konsep ikhtilaf dalam nas.
Sebagai hadiah untuk awam dan pembaca yang mampu faham ini beberapa tafsiran tentang hadith dua aqad dalam satu mengikut beberapa kumpulan ulama silam dan kaitannya dengan MLM:-
*
1) iaitu contoh berkata penjual kepada pembeli : ” Aku jual kepadamu baju ini dengan harga RM 10 tunai , atau RM 20 secara tangguh” , maka si pembeli bersetuju TANPA mengspecifickan plan tangguh atau tunai yang dikehendakinya. Ini bentuk yang ditafsirkan oleh Imam Malik, Abu Hanifah, At-Thawri, Ishak Rahawaih, Imam As-Syafie ( Syarh as-Sunah, Al-Baghawi, 8/142 ; ‘Aridathul Ahwazi, 5/240 ; Al-Mughni, Ibn Quddamah, 6/333; Al-Mudawwanah, 9/191 ).
Tiada khilaf di kalangan ahli ilmu, jenis ini adalah HARAM. Bagaimanapun tafsiran ini tidak berapa berkaitan dengan MLM, kerana biasnaya plan harga akan dipilih dengan tepat.
*
2) Iaitu contohnya pembeli : “jualkan kepadaku barangan ini dengan harga RM 10 tunai atau dengan sebuah radio pada tarikh akan datang”, kemudian kedua-dua bersetuju tanpa memberikan yang mana satu mereka inginkan. Ini adalah tafsiran Imam Malik pula ( ‘Aridathul Ahwazi, 5/240 ) . Ini juga tiada kaitan dengan MLM.
*
3) Iaitu contohnya berkata seorang lelaki : “Aku jual kebunku ini dengan harga RM 10,000 dengan syarat kamu jualkan rumah kamu pula dengan harga RM 15,000Åç . Inilah juga tafsiran ulama mazhab Hanafi, Hanbali dan Syafie. ( Al-Mughni , 6/332 ; Al-Um, 3/67 ; ‘Aridatul Ahwazi, 5/239 )
Inilah tafsiran yang saya lihat ada kaitannya dengan kebanyakkan MLM. Iaitu berkata syarikat MLM kepada seorang ahli baru sebagai contoh : “aku jual barang water filter ini dengan harga RM 2000 dengan syarat engkau jadi wakil jualanku dengan komisyen sebanyak 3 % dari harga jualanmu dan aku beri mandate kamu untuk jadi lantik ahli baru dan setiap jualannya kamu akan dapat 1 % dengan syarat kamu ada jualan sendiri sebanyak RM 1000 setiap bulan”
Lihat, dalam contoh saya tu ada berapa jenis aqad muawadah maliah yang bersifat lazim?
a- Jual barang RM 2000 - Aqad jual beli yang bersifat lazim
b- Lantik jadi wakil dengan upah (Wakalah bil Ujr) - aqad wakalah yang bersifat lazim.
c- Beri mandate untuk cari ahli - ini tiada masalah
d- Setiap ahli yang kamu lantik jual kamu layak dapat 1% - Ini ju’alah, juga kelihatan tiada masalah.
e- Kamu hanya layak dapat 1 % ju’alah tadi dengan syarat kamu ada jualan sendiri RM 1000 - Ini ada syubhat sikit syarat seperti ini. Perlu perbincangan dan ijtihad.
Cuma, secara umum kita dapat melihat bergabungnya dua aqad mu’awadat maliah (pertukaran hak milik harta) yang bersifat Lazim. Jika aqad itu ghayru Lazim maka ia diharuskan, tetapi dalam hal ini dua aqad itu adalah “aqad lazim”
*
4) Iaitu seorang penjual menjual dua barangan berlainan harga iaitu kasut dengan harga RM 100 dan handphone dengan harga RM 700, tetapi ia membuatnya terikat, iaitu jika anda beli handphone, maka pembelian kasut juga menjadi wajib. Inilah takrif yang dipegang oleh Al-Qadhi Ibn Al-Arabi al-Maliki ( Al-Qabas Syarah Al-Muwatta’, 2/842 ; Al-Muntaqa , 5/36) .
Ini juga mempunyai sedikit kaitan dengan MLM kerana meletakkan syarat satu aqad lain sebagai syarat untuk sesuatu aqad itu boleh ‘concluded’.
*
5) Iaitu contohnya : Berkata penjual : ” Aku jual handphone ini dengan RM 100 dengan bayaran ansuran dalam 3 bulan, dengan syarat aku akan belinya semual darimu dengan harga RM 80 tunai” . Ini adalah tafsiran Ibn Taymiah dan Ibn Qayyim pula. Ia adalah sama dengan takrif Bai Inah. ( Mukhtasar Al-Fatawa Lib Ibn taymiah, hlm 327 ; Tahzib Mukhtasar Sunan Abi Daud, Ibn Qayyim, 5/100 )
Tafsiran ini agak kurang kaitannya dengan MLM.
Demikianlah beberapa takrifan dan tafsiran ulama tentang hadith dua aqad dalam satu. Sebenarnya ada terdapat 3 lagi tafsiran, Cuma cukuplah sebagai info tambahan kepada pembaca. Oleh kerana beberapa yang dilakukan dalam MLM ada terdapat dalam salah satu tafsirannya, maka saya masukkan point dua aqad di dalam satu sebagai isu yang boleh menjadikan MLM samada haram atau batal atau syubhat.
Keputusan Majma Fiqh Sedunia ?
Kesatuan Fiqh Sedunia (Majma’ Fiqh Islami) pernah mengeluarkan fatwa ke atas satu bentuk perniagaan MLM jenama PT Biznas yang disifatkan sebagai haram kerana ia adalah salah satu bentuk perjudian. Selain itu, keputusan itu juga menafikan bahawa komisyen yang digunakan adalah komisyen atau upah ‘brokerage’ sebagaimana didakwa. (Rujuk keputusan nombor 3/24, 17 Julai 2003). Selain itu, Syeikh Salim Al-Hilali pernah mengeluarkan fatwa pengharaman dengan katanya : “Banyak pertanyaan berkenaan perniagaan yang diminati ramai. Yang secara umum gambarannya adalah mengikuti kaedah piramid dalam sistem pemasarannya, dengan cara setiap anggota harus mencari ahli-ahli baru dan demikian selanjutnya. Setiap anggota membayar yuran pada syarikat dengan jumlah tertentu dengan angan-angan mendapat bonus, semakin banyak anggota dan memasarkan produknya maka akan semakin banyak bonus yang dijanjikan. Sebenarnya kebanyakan anggota MLM yang menyertai cara ini adalah hasil motivasi bonus yang dijanjikan tersebut dengan harapan agar cepat kaya dalam waktu yang sesingkat mungkin, padahal ia langsung tidak menginginkan produknya. Perniagaan jenis ini adalah perjudian murni, kerana beberapa sebab berikut, iaitu:
Ø Sebenarnya anggota MLM ini tidak mahukan produknya, akan tetapi tujuan utama mereka adalah menyertai rangkaian piramid bagi mendapatkan kekayaan cepat apabila setiap ahli baru membayar yuran.
Ø Harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30% dari wang yang dibayarkan pada syarikat MLM.
Ø Tujuan perusahaan adalah membangun jaringan individu secara berkesinambungan. Yang mana ini akan menguntungkan anggota yang berada pada level atas (Upline) sedangkan level bawah (downline) selalu memberikan nilai point pada yang berada dilevel atas mereka.
Justeru, saya kira, amat tipis untuk mencari MLM yang tidak tergolong dalam item-item salah yang saya sebutkan di atas, malah saya juga suka menyarankan agar pengamal-pengamal jualan amanah saham dan Takaful secara wakil untuk lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dalam bab MLM. Bagaimanapun, jika anda masih ingin mendakwa halalnya MLM ini, saya sarankan agar pengamal MLM memastikan asas minima Shariah berikut dapat dipatuhi :-
1. Produk MLM ini mestilah dibeli dengan tujuan yang sebenarnya (seperti produk yang benar-benar bermanfaat dan dibangunkan dengan serius seperti ubat-ubatan berkualiti, unik dan lainnya). Justeru, produk MLM yang kabur kualiti dan kegunaannya tidaklah dibenarkan kerana ia hanyalah bertujuan untuk mengabui dalam undang-undang dan hukum Shariah, ia tiadalah halal di sisi Shariah. Justeru, kekuatan MLM itu ialah kepada produknya yang bermutu dan bukan kepada objektif jangka pendek mengumpul dana (modal).
2. Produknya bukan emas dan perak yang boleh dijual beli secara tangguh. Ini kerana penjualan barangan emas secara tangguh adalah Riba jenis Nasiah.
3. Komisyen yang diberikan kepada ahli untuk setiap penjual dan ahli bawahannya mestilah jelas. Tiada komisyen tanpa usaha, ini bermakna orang atas hanya berhak mendapat komisyen dari ahli bawahan yang dibantunya sahaja.
4. Keuntungan dan komisyen bukan berdasarkan ‘kepala’ atau ahli yang ditaja, tetapi adalah berdasarkan nilai produk yang berjaya di jualnya. Ini diperlukan bagi membuktikan ia menumpukan kepada perniagaan penjualan produk dan perkhidmatan dan bukannya permainan wang (money game).
5. Tidak diwajibkan bagi si ahli menjual jumlah tertentu bagi memperolehi komsiyen dari orang bawahannya.
6. Setiap ‘upline’ atau orang di sebelah atas mestilah menaruh usaha atas jualan orang bawahannya, seperti mengadakan perjumpaan taklimat, motivasi dan teknik berkempen secara terancang seperti sebuah syarikat yang pelbagai ahlinya. Ia perlu bagi melayakkannya menerima komisyen itu dari sudut Shariah, jika tidak adalah dibimbangi ia akan terjerumus kepada keraguan ‘syubhah’. Ini kerana konsep niaga dalam Islam tidak membenarkan suatu keuntungan dari sesuatu perniagaan yang diperolehi tanpa usaha. Justeru, sedikit usaha perlu dicurahkan bagi menjadi sebab haknya ke atas komisyen. Perlu diingat, kebanyakan ahli di kaki yang 10 ke bawah, mungkin tidak mengenalinya lantaran ia dilantik oleh orang bawahannya yang kesembilan. Jika tidak, apakah haknya untuk mendapat komisyen yang demikian berangkai dan begitu jauh ?.
7. Tidak menggunakan skim piramid iaitu skim siapa masuk dulu akan untung selamanya. Manakala hak mereka yang masuk kemudian akan berkurangan. Justeru, plan pemasaran mestilah memberikan hak kepada semua, malah orang bawahan mampu mendapat keuntungan lebih dari orang atasannya, apabila ia mampu menjual dengan lebih hebat.
8. Mempersembahkan system komisyen dan bonus yang telus dan boleh difahami dan dipantau oleh ahli dengan jelas. Ia bagi mengelakkan segala jenis penipuan.
9. Menstruktur plan pemasaran di anatara ahli dan orang bawahannya secara musyarakah iaitu perkonsgian untung dan rugi berdasarkan modal masing-masing dengan nisbah pembahagian keuntungan yang ditetapkan di peringkat awal lagi.
Mana MLM alternatif??
“Kalau ustaz pandai sangat, kenapa tak tuliskan sahaja macam mana MLM yang menepati Shariah tu, biar orang boleh guna” Demikian tempelak seorang pemuda tanpa kesabaran melalui sebuah web.
Jawapan saya seperti berikut :-
Pertama : Memang ramai ’suruh’, ‘arah’ dan minta saya sebutkan macam mana MLM yang harus serta realistik.
Inilah masalah orang ramai, tidak berfikir mendalam sebelum meminta. Kita kena faham, tak semua yang perniagaan diasakan ikut cara yang menpeati Shariah itu menarik pada pandangan mata orang ramai dan boleh laku untuk dijual di Malaysia, dan tak semua pula plan dan skim atau produk yang sangat boleh dijual dan menarik itu menepati hukum Shariah. Jadinya bagi menghasilkan satu plan hebat yang menepati Shariah dan boleh jual, perbincangan dua pihak antara Ilmuan Shariah & bisnesman amat perlu dalam hal ini.
Mana mungkin sebuah plan pemasaran MLM terbaik dapat dicadangkan hanya dengan mengemukakan permintaan mudah begitu sahaja kepada saya, ini kerana mungkin saya mempunyai penyelesaian dari sudut teori Shariahnya. Teori ini pula sebahagiannya bersifat fleksible dan tidak sebahagian yang lain, kerana itu perbincangan diperlukan dengan pihak pakar pemasaran demi memastikan samada ia ‘viable’ untuk diperkenalkan atau tidak. Kerana saya bukanlah pakar dalam bab pemasaran.
Kedua : Saya juga bukanlah seorang jutawan yang membolehkan saya memperkenalkan plan bisnes MLM contoh yang hebat dan menepati Shariah. Mudahnya, selagi tiada bisnesman Muslim yang punyai perhatian kuat tentang halal haram dan berkesudian berbincang dengan orang Shariah, selagi tu tidak akan didapati plan dan skim MLM alternatif yang menepati Shariah.
Untuk maklumat, proses inilah yang amat kerap kami (ilmuan Shariah sedunia, saya dan rakan-rakan ustaz di semua institusi kewangan Islam seluruh dunia) ; iaitu kami duduk berjam-jam dengan pakar pemasaran, peguam untuk mencipta produk kewangan Islam yang halal serta dalam masa yang sama aqad-aqadnya juga halal dan boleh diaplikasikan di sisi undang-undang Malaysia. Kesimpulan saya, jika hanya ada satu pihak sahaja yang bersungguh, ia pasti akan menjadi hasrat yang terbengkalai juga.
Akhirnya, saya tahu bahawa hukum MLM ini masih terbuka untuk perbincangan, malah Syeikh Dr Abd Sattar Abu Ghuddah ketika perbincangan dengan beliau mengakui ini isu yang agak baru baginya. Benar, amat sukar ditemui tulisan para ulama Islam dari Timur Tengah berkenaan hal MLM ini, disebabkan MLM belum masuk ke pasaran negara Arab dengan meluas. Justeru, menjadi tanggungjawab para ilmuan Shariah Asia Tenggara untuk membantu masyarakat untuk mengetahui pandangan Shariah tentang MLM ini. Tulisan ringkas saya hanyalah pandangan awal bagi memberi peringatan bahawa dengan sekadar pandangan, kelihatan begitu banyak keraguan boleh muncul dalam perniagaan MLM ini. Tidak perlulah pembaca merasa marah dan benci dengan tulisan ini. Ini sekadar nasihat bagi mereka yang mengambil berat tentang pendapatan serta memikirkan barzakh dan akhirat mereka yang kekal abadi. Wallahu ‘alam.
Ulasan: Alhamdulillah, perniagaan MLM Syariah yang HPA jalankan menepati perkara asas minima Syariah dan jelas sama sekali bertentangan dengan MLM yang dikatakan haram seperti yang dinyatakan dalam artikel di atas. Plan Pemasaran MLM (S) HPA telah dirujuk kepada ulama’ dan pensyarah Pengajian Islam bagi mengelakkan berlakunya unsur-unsur syubhah dan haram. Dan mereka mengesahkan bahawan plan pemasaran HPA bertepatan dengan Hukum Syarak.
Monday, January 5, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)